Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ilusi, Kekeliruan, dan Kesadaran dalam Konsep Buddhisme

17 Maret 2024   05:55 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:54 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam kekeliruan dan ilusi yang menghalangi kita untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan yang sejati. Dalam Buddhisme, konsep kesadaran menjadi landasan penting dalam memahami sumber dari kekeliruan dan ilusi tersebut. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian kesadaran dalam Buddhisme, bagaimana kesadaran dapat menjadi sumber dari kekeliruan dan ilusi, serta bagaimana kita dapat mengatasi kekeliruan dan ilusi tersebut melalui pemahaman yang mendalam mengenai konsep kesadaran. Selain itu, kita juga akan membahas beberapa praktik spiritual yang dapat membantu kita dalam mengatasi kekeliruan dan ilusi dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita mulai perjalanan kita dalam memahami konsep kesadaran dalam Buddhisme.

Kekeliruan dan ilusi merupakan dua hal yang sering kali menghambat kemajuan kita dalam mencapai kedamaian dan kebahagiaan yang sejati. Buddhisme, sebagai salah satu agama dan filsafat yang kaya dengan ajaran-ajaran tentang kehidupan, telah memberikan pemahaman yang mendalam mengenai sumber dari kekeliruan dan ilusi yang ada dalam diri manusia. Salah satu konsep yang menjadi landasan dalam memahami hal tersebut adalah konsep kesadaran.

Pengertian Kesadaran dalam Buddhisme

Dalam Buddhisme, kesadaran (disebut juga sebagai 'vijnana' dalam bahasa Sanskerta) merujuk pada kemampuan pikiran untuk mengenali dan memberi arti pada objek-objek yang ada dalam pengalaman. Kesadaran dapat dikatakan sebagai aspek paling dasar dari pikiran manusia yang memainkan peran penting dalam menciptakan pemahaman dan pengalaman kita tentang dunia.

Konsep kesadaran dalam Buddhisme memiliki dua aspek utama yang perlu dipahami. Pertama, kesadaran dikatakan sebagai suatu kontinuitas yang berkelanjutan, yang terus ada dan mengalami perubahan seiring dengan perubahan objek-objek pengalaman. Kedua, kesadaran juga memiliki keragaman dalam hal kualitas dan intensitas, yang tergantung pada objek yang sedang dikenali.

Kekeliruan dan Ilusi: Produk dari Kesadaran yang Tidak Bijaksana

Konsep kesadaran dalam Buddhisme juga menyoroti bagaimana kesadaran yang tidak bijaksana dapat menjadi sumber dari kekeliruan dan ilusi dalam kehidupan kita. Ketika kita tidak memahami sifat impermanen dan tak bermakna dari objek-objek pengalaman, kita cenderung melekat pada mereka dan mengidentifikasi diri kita dengan mereka. Inilah yang menyebabkan timbulnya kekeliruan dan ilusi.

Kekeliruan dan ilusi ini dapat termanifestasikan dalam berbagai bentuk, seperti keinginan yang tak terpuaskan, kebencian, keserakahan, dan pikiran-pikiran negatif lainnya. Selain itu, kesadaran yang tidak bijaksana juga dapat menghasilkan persepsi yang salah tentang realitas dan mengaburkan pemahaman sejati tentang kehidupan.

Mengatasi Kekeliruan dan Ilusi melalui Pemahaman Kesadaran yang Mendalam

Untuk mengatasi kekeliruan dan ilusi yang muncul dari kesadaran yang tidak bijaksana, Buddhisme menekankan pentingnya mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai kesadaran itu sendiri. Dalam konteks ini, meditasi menjadi salah satu alat utama yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang kesadaran.

Dalam meditasi, kita dapat mengamati kemunculan dan perubahan objek-objek pengalaman dalam kesadaran kita dengan penuh kehadiran dan ketenangan. Melalui pengamatan yang teliti, kita dapat melihat dengan jelas sifat impermanen dan tak bermakna dari objek-objek tersebut, sehingga kitadapat melepaskan diri dari melekat pada mereka. Dengan memahami bahwa kesadaran adalah fenomena yang terus berubah dan tidak memiliki substansi yang tetap, kita dapat mengurangi kekliruan dan ilusi yang muncul.

Selain melalui meditasi, ada juga praktik-praktik spiritual lainnya yang dapat membantu kita dalam mengatasi kekeliruan dan ilusi. Misalnya, mempelajari ajaran-ajaran Buddhisme dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami konsep Dharma, kita dapat memiliki panduan yang jelas dalam menghadapi tantangan dan kesulitan yang muncul.

Selain itu, penting juga untuk mengembangkan sikap welas asih dan belas kasihan terhadap diri sendiri dan orang lain. Ketika kita memahami bahwa semua manusia mengalami penderitaan dan ketidakpuasan, kita dapat mengembangkan empati yang mendalam dan bersikap baik kepada mereka. Dengan melakukan ini, kita dapat memperluas pemahaman kita tentang keterkaitan dan saling ketergantungan dalam kehidupan.

Wasana Kata

Mengatasi kekeliruan dan ilusi merupakan perjalanan yang membutuhkan pemahaman mendalam mengenai konsep kesadaran dalam Buddhisme. Dengan memahami sifat impermanen dan tak bermakna dari objek-objek pengalaman, dan dengan mengembangkan sikap welas asih dan belas kasihan terhadap diri sendiri dan orang lain, kita dapat mengurangi kekeliruan dan ilusi yang menghalangi kita untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan yang sejati. Melalui meditasi dan praktik spiritual lainnya, kita dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai kesadaran dan mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

**

Makassar, 17 Maret 2024
Oleh: Enrigue Justine Sun, Kompasianer Mettasik

Podcaster | Public Speaker | Author | Dharmaduta | Songwriter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun