Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Benar, Waktu Bisa Menyembuhkan?

25 Januari 2024   06:53 Diperbarui: 25 Januari 2024   06:56 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah benar waktu bisa menyembuhkan? (sumber gambar: medium.com, diolah pribadi)

Ada kelahiran, ada kematian. Itu adalah hukum alam. Begitu juga dengan manusia. Hampir setiap hari kita mendengarkan kabar duka. Baik tentang seseorang yang tidak kita kenal, atau pun seseorang yang kita kenal baik.

Mudah saja bagi kita untuk menyatakan bahwa mereka yang sudah meninggal seharusnya sudah patut direlakan. Mereka telah pergi meninggalkan semuanya. Tiada harta benda yang bisa dibawa. Relakan saja, seharusnya demikian.

Namun, bagaimana jika kita yang mengalaminya sendiri. Mereka yang meninggalkan kita ternyata adalah seseorang yang benar-benar kita sayangi? Apakah kita sudah siap?

Hidup akan terus berjalan bagi mereka yang masih hidup. Kesedihan yang muncul akan terobati seiring dengan berjalannya waktu. Apakah itu benar? Jawabannya belum pasti.

Pengalaman ini dialami oleh seorang klien. Wanita berusia 50 tahun yang ceria dan ramah. Beliau datang ke klinik karena kesedihan akibat papanya meninggal secara mendadak 3 tahun lalu.

"Padahal paginya, Papa masih sehat, hanya mengeluh kakinya sakit. Tapi sorenya, Papa sudah tidak ada," kata si klien.

Setiap kali si klien mengingat Papanya, mendengar lagu yang disukai Papanya, tempat duduk yang dulu sering diduduki Papanya, buku yang dibaca Papanya, tontonan yang disenangi Papanya, makanan yang digemari Papanya, itu semua akan membuatnya menangis tersedu-sedu.

Awalnya si klien merasa biasa saja. "Namanya juga baru kehilangan," ungkapnya. Namun setelah 3 tahun, nyatanya kesedihannya tidak berkurang sedikit pun. Perasaan itu selalu muncul.

"Papa suka ngobrol sama saya dibandingkan dengan Mama. Kalau ada teman saya datang ke rumah, Papa yang suka ngobrol dengan kami," ucap Klien.

Saat kita ditinggalkan oleh seseorang, kesedihan itu muncul karena kita kehilangan momen-momen bersama dengan orang tersebut. Semakin dekat orang itu dengan kita, kesedihan yang kita rasakan akan semakin mendalam.

Klien sudah merasa harus move on, tapi ia tidak tahu caranya. Lebih parahnya lagi, kesedihan ini juga sudah mengganggu kegiatan sehari-harinya. Si klien menjadi tidak bersemangat dan malas untuk bersosialisasi. Akhirnya klien memutuskan datang ke hipnoterapis untuk minta pertolongan.

Sesi curhat sampai terapi memakan waktu sekitar satu jam. Pada saat sesi curhat baru saja dimulai, si klien sudah berlinang air mata.

Lanjut ke sesi terapi, tangisannya makin menjadi-jadi. Di akhir sesi terapi, si klien akhirnya mendapatkan kebijaksanaan bahwa Papanya sudah meninggal. Dan, supaya sang Papa tenang di alam sana maka ia harus mengikhlaskan kepergiannya.

Pada saat klien mengikhlaskan kepergian Papanya, saat itulah ia merasakan seperti ada aliran energi hangat yang keluar dari dalam hatinya. "Rasanya nyaman sekali," imbuhnya. Lalu, ia lanjut mengeluh, "Seperti ada yang kosong di hati saya sekarang."

Saya lalu mengarahkannya untuk mengingat momen-momen bahagia di dalam hidupnya untuk mengisi kekosongan di dalam hatinya.

Selesai terapi, si klien merasa lega dan plong sekali. Saat membicarakan tentang Papanya, ia sudah bisa tenang. Rasa haru tetap ada, tapi ia tahu bahwa kasih sayang Papa akan selalu ada di hatinya.

Segala sesuatu yang bisa dilihat, didengar, disentuh, dan dihirup adalah netral. Tapi mengapa ada hal yang kita sukai atau tidak sukai? Itu karena ada emosi yang menempel pada hal-hal tersebut. Apa pun bentuknya. Semakin tinggi intensitas emosi yang melekat padanya, perasaan suka atau tidak suka akan semakin melekat. Namun, pada saat emosi itu dinetralkan maka segala sesuatunya kembali menjadi netral.

Demikianlah cerita singkat saya. Semoga bermanfaat

**

Makassar, 25 Januari 2024
Penulis: Novylia Syarianto, Kompasianer Mettasik

Certified Hypnotherapist

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun