Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Benar, Waktu Bisa Menyembuhkan?

25 Januari 2024   06:53 Diperbarui: 25 Januari 2024   06:56 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah benar waktu bisa menyembuhkan? (sumber gambar: medium.com, diolah pribadi)

Klien sudah merasa harus move on, tapi ia tidak tahu caranya. Lebih parahnya lagi, kesedihan ini juga sudah mengganggu kegiatan sehari-harinya. Si klien menjadi tidak bersemangat dan malas untuk bersosialisasi. Akhirnya klien memutuskan datang ke hipnoterapis untuk minta pertolongan.

Sesi curhat sampai terapi memakan waktu sekitar satu jam. Pada saat sesi curhat baru saja dimulai, si klien sudah berlinang air mata.

Lanjut ke sesi terapi, tangisannya makin menjadi-jadi. Di akhir sesi terapi, si klien akhirnya mendapatkan kebijaksanaan bahwa Papanya sudah meninggal. Dan, supaya sang Papa tenang di alam sana maka ia harus mengikhlaskan kepergiannya.

Pada saat klien mengikhlaskan kepergian Papanya, saat itulah ia merasakan seperti ada aliran energi hangat yang keluar dari dalam hatinya. "Rasanya nyaman sekali," imbuhnya. Lalu, ia lanjut mengeluh, "Seperti ada yang kosong di hati saya sekarang."

Saya lalu mengarahkannya untuk mengingat momen-momen bahagia di dalam hidupnya untuk mengisi kekosongan di dalam hatinya.

Selesai terapi, si klien merasa lega dan plong sekali. Saat membicarakan tentang Papanya, ia sudah bisa tenang. Rasa haru tetap ada, tapi ia tahu bahwa kasih sayang Papa akan selalu ada di hatinya.

Segala sesuatu yang bisa dilihat, didengar, disentuh, dan dihirup adalah netral. Tapi mengapa ada hal yang kita sukai atau tidak sukai? Itu karena ada emosi yang menempel pada hal-hal tersebut. Apa pun bentuknya. Semakin tinggi intensitas emosi yang melekat padanya, perasaan suka atau tidak suka akan semakin melekat. Namun, pada saat emosi itu dinetralkan maka segala sesuatunya kembali menjadi netral.

Demikianlah cerita singkat saya. Semoga bermanfaat

**

Makassar, 25 Januari 2024
Penulis: Novylia Syarianto, Kompasianer Mettasik

Certified Hypnotherapist

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun