Sering kita mendengar orang mengatakan "sabar kah, sabar kah..."
Ungkapan tersebut mudah sekali diucapkan saat seseorang yang sedang antri atau menunggu. Walapun dalam hati letupan kemarahan atau kejengkelan mulai muncul.
Kesabaran mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Pada umumnya orang mengatakan kesabaran itu ada batasnya tetapi tidak untuk umat Buddha, kesabaran itu tidak ada batasnya.
Sesungguhnya yang membatasi kesabaran itu adalah manusia itu sendiri. pada kenyataannya kesabaran itu hanya setipis tisu tersebab manusia mudah sekali merespon yang terjadi di luar dan di dalam dirinya.
Ketidaksabaran akan mudah nampak ketika seseorang mudah marah, jengkel, dan suka mengeluh. Dalam agama Buddha, kekuatan kesabaran dianggap sangat penting. Kesabaran adalah salah satu dari sepuluh paramita atau sifat utama yang harus dikembangkan oleh seorang umat Buddha untuk mencapai pencerahan atau dalam menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahasa Pali, kesabaran disebut "khanti," yang berarti kesabaran menghadapi segala kesulitan, gangguan, dan penderitaan dalam hidup ini.
Dengan mengembangkan kesabaran, seorang umat Buddha harus belajar dan berlatih untuk menerima kenyataan hidup ini dengan apa adanya, tanpa melibatkan diri dan bereaksi negatif atau berlebihan terhadap situasi yang sulit. Kekuatan kesabaran membantu seseorang tetap tenang dan seimbang di tengah-tengah tantangan hidup yang sedang dialami. Hal ini memungkinkan seseorang untuk lebih bijaksana, puas dengan apa yang dimiliki dan mudah berempati terhadap orang lain.
Kesabaran dianggap sebagai landasan penting untuk mencapai kebijaksanaan, kebahagiaan sejati, dan akhir dari penderitaan (nibbana). Oleh karena itu, umat Buddha dianjurkan untuk melatih kesabaran secara terus menerus sebagai bagian dari proses perjalanan hidup spiritual yang lebih harmonis.
Jika menilik ajaran Buddha yang lebih mendalam dimana kekuatan kesabaran ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan oleh umat Buddha. adapun kekuatan kesabaran yang perlu direnungkan dalam meningkatkan kualitas hidup adalah:
Pertama. Kesabaran terhadap penderitaanÂ
Merupakan kemampuan untuk menerima dan menghadapi penderitaan atau kesulitan dalam hidup tanpa mengeluh atau menyimpang dari jalan kebenaran. Dimana umat Buddha memiliki kemampuan untuk memahami bahwa penderitaan adalah hal yang wajar dan selalu berubah. Dengan merenungkan dan menyadari bahwa penderitaan fisik maupun mental yang datang hanya datang dan pergi, muncul kemudian lenyap maka seseorang akan lebih sabar dengan keadaan apapun yang dialami.
Kedua. Kesabaran terhadap gangguan
Kemampuan untuk tetap tenang dan stabil di tengah-tengah gangguan, kebisingan, atau peristiwa yang mengganggu. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kondisi pikiran dan perasaan kita. untuk itu tidak perlu dijadikan boomerang apa yang terjadi diluar diri kita. Biarlah semuanya berjalan sebagaimana adanya, selalu kembali kedalam batin. tersebab tidak ada gunanya mengerutu, marah atau mengumpat apa yang terjadi diluar diri kita, tidak akan merubah keadaan.
Ketiga. Kesabaran terhadap orang lain
Bersikap sabar dan bersimpati terhadap orang lain, terutama ketika mereka melakukan kesalahan atau bertindak dengan cara yang menyulitkan. Tidak semua orang yang ada disekitar kita mengerti apa yang akan lakukan dan harapkan. Akan tetapi sebaliknya, kita harus menyadari setiap orang memiliki keterbatasan dan kemampuan. Untuk itu kita perlu memiliki kesabaran untuk dapat memaafkan dan menerima kekurangan orang lain. Dengan demikian kita menjadi lebih harmonis dengan siapapun.
Keempat. Kesabaran dalam mencapai tujuan
Kemampuan untuk menghadapi tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan hidup atau spiritual dengan tekad dan ketekunan. Setiap tujuan yang ingin dicapai membutuhkan pengorbanan dalam segala hal. Untuk itu memiliki kesabaran merupakan jalan yang paling ampuh untuk mencapai segala hal hal yang dicita-citakan.
Kelima. Kesabaran dalam menghadapi perubahan
Merupakan kemampuan untuk menghadapi perubahan dan ketidakpastian dalam hidup dengan ketenangan dan keseimbangan. Disadari atau tidak, Setiap detik kehidupan ini selalu berubah. Jika seseorang menolak perubahan dalam kehidupan ini maka penderitaan akan terus datang. Memiliki kesabaran untuk menerima apa yang datang dan pergi adalah jalan kebahagiaan.
Keenam. Kesabaran terhadap diri sendiri
Menerima kekurangan dan kesalahan diri sendiri dengan pemahaman dan belajar darinya tanpa berlebihan menyalahkan diri. Tidak jarang kita selalu menghukum diri sendiri karena melakukan kesalahan atau mengabil keputusan yang salah. Sabar dan menerima kekurangan kondisi fisik dan mental. Memberikan motivasi diri untuk selalu melakukakn perubahan ke arah yang lebih baik adalah kemampuan untuk melatih kesabaran.
Ketujuh. Kesabaran dalam bermeditasi
Kemampuan untuk melatih pikiran dan konsentrasi dengan sabar saat bermeditasi, meskipun munculnya distraksi dan pikiran yang tidak diinginkan. Ketika meditasi otomatis kita sedang mempraktekkan kesabaran. Kekuatan kesabaran adalah kunci dari praktek meditasi. dengan latihan meditasi secara terus menerus maka kesabaran akan semakin meningkat dan kehidupan ini semakin harmonis.
Kedelapan. Kesabaran terhadap perubahan dalam diri
Mengakui bahwa perubahan dalam diri memerlukan waktu dan usaha, serta tidak terlalu keras pada diri sendiri ketika berusaha berubah. Untuk melakukan perubahan diri kearah yang lebih baik, maka tidak perlu melakukan hal yang yang berlebihan terhadap tubuh dan pikiran. Setiap orang mengetahui kemampuan dirinya untuk melakukan yang hal yang baik butuh kekuatan kesabaran dari dalam diri.
Kesabaran adalah salah satu kualitas utama menjadi umat Buddha yang dapat membantu seseorang untuk mencapai kebijaksanaan dan kedamaian batin.
Semoga Semua Mahkluk Berbahagia
**
Nabire, 11 Agustus 2023
Penulis: Eko Susiono, Kompasianer Mettasik
Hidup Sederhana dengan Batin Berkualitas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI