Sesampainya di rumah, kutaruh foto itu disamping tasku, dengan maksud untuk kupamerkan ke teman-teman kantor. Tapi, apa yang terjadi. Keesokan harinya, foto itu lenyap tak berbekas. Untungnya sempat kuabadikan di Blackberry-ku.
Akan tetapi, itu bukanlah akhir dari kisah ini. Aku mulai dihinggapi penyakit aneh. Setiap habis mandi, seluruh tubuhku berkeringat lagi. Sampai tiga empat kali ganti baju, masih tetap basah kuyup. Seperti orang kehujanan. Kalau baju itu diperas bisa dapat satu ember lima literan.
Hampir dua minggu lamanya aku tidak bisa kemana-mana. Dokter pun binggung sampai angkat tangan. Mereka bilang itu bukan penyakit medis.
Akhirnya seorang temanku mengajakku ke orang pinter (karena doi ga mau disebut dukun). Menurut orang pinter itu; ada seorang pangeran Ngarai Sianok yang tertarik padaku sejak saat pertama kali mobil yang kutumpangi melintas disana.
Biasanya kalau sudah melewati laut pengaruhnya hilang, tapi dalam kasusku berbeda. Tersebab dia sudah mengambil sukmaku melalui foto. Untungnya aku punya pelindung yang cukup kuat, kalau tidak aku bisa mati. Demikian pungkasnya.
Aku tidak langsung sembuh dan harus beberapa kali balik, sampai dukun itu bisa mencabut kekuatan si pangeran.
Nah, meskipun terkesan aneh, tetapi inilah salah satu pengalaman hororku. Semoga yang lain bisa menyusul di laman ini.
Semoga semua mahkluk hidup berbahagia.
**
Jakarta, 22 Juli 2023
Penulis: Sumana Devi, Kompasianer Mettasik
Hidup Harus Penuh Sati, Setiap Saat Diamati