Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kapan Harus Berbuat Baik?

25 Juni 2023   05:55 Diperbarui: 25 Juni 2023   06:05 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang timbul dalam batin, kapan ya saya harus berbuat baik?

Ternyata berbuat baik sebaiknya dilakukan setiap saat. Karena kondisi batin kita akan terus terisi dengan hal-hal yang baik, ketika kita mengkondisikan terus berbuat baik.

Misalnya kita ke Pasar ketemu ibu-ibu perlu pertolongan karena membawa belanjaan yang sangat berat? Ya, bisa saja jika ibu itu perlu bantuan. Bilanglah: "apakah boleh saya bantu?" Jika boleh ya kita lakukan dengan membantu membawakan barang belanjaan sampai ketempat yang diperlukan.

Itu salah satu contoh sederhana yang bisa kita lakukan di Pasar.

Ada juga yang bertanya? Kalau kita berbuat baik, apakah hanya saat retret? Saat mengembangkan kesadaran dengan bermeditasi.

Tentu saya retret adalah berbuat baik, retret sangat baik sekali untuk melatih kesadaran, hanya retret adalah latihan tapi praktik sesungguhnya saat kita dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kita perhatian penuh saat retret saja, maka jika tidak retret kita tidak berkesadaran. Dibutuhkan latihan setiap saat. Karena dengan latihan setiap saat maka kita akan bisa mengembangkan perhatian penuh setiap saat.

Perbuatan baik ditentukan oleh niat kita untuk berbuat baik, ditentukan si pembuat dan penerima kebajikan, tetapi juga ditentukan oleh rutinitas.

Seringnya seseorang melakukan kebajikan, istilahnya dalam Dhamma dikatakan ibaratnya air yang menetes di ember, setetes demi setetes, kalau satu malam air itu terus menetes maka ember tempat air pun menjadi penuh. Walaupun setetes demi setetes.

Demikian di peribahasa dikatakan: sedikit sedikit lama-lama menjadi bukit.

Kebajikan itu bukan hanya dilakukan sekali seumur hidup, setahun sekali atau sebulan sekali kemudian sudah selesai, tapi sebetulnya yang paling penting adalah rutinitas. Sama dengan misalnya teman-teman naik mobil hanya setahun sekali, berenang setahun sekali atau badminton setahun sekali, naik mobil setahun sekali, maka setelah kita selesai olah raga maka nanti pasti badan anda menjadi kaku semua, tidak terbiasa melakukan setir mobil atau badminton, bahkan ada beberapa orang kalau badminton setahun sekali salah salah bisa meleset uratnya, keseleo.

Kalau dalam kehidupan kita ini memerlukan pengulangan dalam melakukan kebajikan, demikian pula kebajikan seseorang di dalam Dharma. Sangat dibutuhkan melakukan kebajikan, bukan hanya setahun sekali, hanya saat ingat kita baru melakukan kebajikan, tapi hendaknya kita harus sering kita melakukan kebajikan, ada yang bertanya apa manfaatnya? 

Kenapa kita perlu sering melakukan kebajikan? Apakah kita berbuat baik itu harus yang hebat-hebat? Apakah kebajikan dengan melakukan sekali.

Sesungguhnya kebajikan kita bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, Ketika kita menjalankan kehidupan keluarga dengan Bahagia dan membuat orang lain juga Bahagia itulah kebajikan dan Ketika kita mempunyai pikiran yang positif.

Ketika kita mengembangkan ucapan yang baik, Ketika kita mengembangkan prilaku yang bermanfaat untuk diri kita dan pihak lain, itu sebetulnya kebajikan, Ketika anda melihat ada orang yang perlu pertolongan kita bantu, apa lagi kita bisa menasehati orang yang menderita, itupun kebajikan.

Ayoo lakukan kebajikan mulai saat ini dan Anda akan merasakan kebahagiaan yang sesunggguhnya. Demikian pula dalam kehidupan kita jika kita berlatih banyak melakukan kebajikan maka hidup kita akan lebih damai dan Bahagia.

Semoga Semua Makhluk Berbahagia.

**

Jakarta, 25 Juni 2023
Penulis: Yuliana, Kompasianer Mettasik

Entreprenueur | Dharmaduta | Author

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun