Terkadang timbul dalam batin, kapan ya saya harus berbuat baik?
Ternyata berbuat baik sebaiknya dilakukan setiap saat. Karena kondisi batin kita akan terus terisi dengan hal-hal yang baik, ketika kita mengkondisikan terus berbuat baik.
Misalnya kita ke Pasar ketemu ibu-ibu perlu pertolongan karena membawa belanjaan yang sangat berat? Ya, bisa saja jika ibu itu perlu bantuan. Bilanglah: "apakah boleh saya bantu?" Jika boleh ya kita lakukan dengan membantu membawakan barang belanjaan sampai ketempat yang diperlukan.
Itu salah satu contoh sederhana yang bisa kita lakukan di Pasar.
Ada juga yang bertanya? Kalau kita berbuat baik, apakah hanya saat retret? Saat mengembangkan kesadaran dengan bermeditasi.
Tentu saya retret adalah berbuat baik, retret sangat baik sekali untuk melatih kesadaran, hanya retret adalah latihan tapi praktik sesungguhnya saat kita dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita perhatian penuh saat retret saja, maka jika tidak retret kita tidak berkesadaran. Dibutuhkan latihan setiap saat. Karena dengan latihan setiap saat maka kita akan bisa mengembangkan perhatian penuh setiap saat.
Perbuatan baik ditentukan oleh niat kita untuk berbuat baik, ditentukan si pembuat dan penerima kebajikan, tetapi juga ditentukan oleh rutinitas.
Seringnya seseorang melakukan kebajikan, istilahnya dalam Dhamma dikatakan ibaratnya air yang menetes di ember, setetes demi setetes, kalau satu malam air itu terus menetes maka ember tempat air pun menjadi penuh. Walaupun setetes demi setetes.
Demikian di peribahasa dikatakan: sedikit sedikit lama-lama menjadi bukit.