Menurutku agama Buddha adalah agama yang unik, kita tidak di doktrin dengan pokok ajaran yang harus ditelan begitu saja tanpa dapat dibantah, melainkan kita disodorkan untuk datang, lihat dan buktikan sendiri tentang hasil perbuatan yang kita lakukan, atau kata kerennya EHIPASIKO.
Pada awalnya aku menganggap agama Buddha adalah agama yang nyeleneh, apalagi aku sempat dicekoki khotbah-khotbah yang asbun, karena kekecewaan yang betumpuk aku sempat vakum beragama selama kurang lebih dua puluh dua tahun, pada saat itu bhikkhu-bhikhhu masih susah ditemukan di Indonesia, hanya sesekali viharaku dikunjungi seorang Bhikkhu. Aku benar-benar kecewa dengan khotbah Romo Pandita yang jauh panggang dari api.
Disaat kegalauan melanda batinku, seorang teman yang sibuk mencarikan retret untukku dan sempat kutolak, karena menurutku ga usah retret-retretanlah, karena ajaran Buddha itu sangat-sangat simple, dan terangkum dalam empat bait
Jangan berbuat jahat
Tambahkan kebaikkan
Sucikan hati dan pikiran
Inilah ajaran semua Buddha
Udah begitu aja, jadi tidak usah repot-repot ke vihara, mendengarkan khotbah yang bagaikan tong kosong berbunyi nyaring, menjemukan!!!
Akhirnya usaha temanku berhasil, awal aku ke vihara lagi pada tanggal 08 April 2004, saat itu aku diikutsertakan dalam acara meditasi yang diadakan oleh Bhante Kamsai Sumano.
Kedua temanku mengantarkan aku sampai di depan gerbang Vihara Buddha Metta Arama lalu meninggalkanku sendiri. Aku benar-benar sendiri tanpa satu orangpun yang kukenal. Apalagi menurut temanku Bhante Kamsai galak. Ya ... kupikir ga apa-apa deh, toh cuma sekali ini saja, demi menghargai niat baik temanku.
Akhirnya selesai juga acara itu dan kami semua mendapat oleh-oleh Paritta "Gatha Jinabanjon Punna Somdetto", yang dapat membantu kita keluar dari kesukaran.
Paritta itu akan menjadi ampuh jika kita sering melakukan kebajikan, yang didapat dalam dana, sila, samadi dan panna. Ini istilah baru bagiku. Saat itu aku tidak terlalu peduli, sampai aku ditelpon oleh teman meditasiku, yang konon katanya aku diajak ikut baksos ke Rumah Sakit Jiwa oleh Bhante Kamsai tanggal 18 April yang bertepatan jatuh pada hari minggu. Langsung saja kutolak, karena itu hari ulang tahunku.
Temanku tidak berani menyampaikannya ke Bhante, alih-alih dia memberikan nomer hp Bhante, aku langsung menelpon Bhante sore itu juga. Aku katakan aku tidak mau ikut baksos ke RSJ di hari ulang tahunku, harusnya para Bhante membacakan Paritta untukku disaat itu dan keinginanku direalisasi oleh Bhante dalam bentuk ulang tahun bersama di akhir bulan. Mungkin ini salah satu cara Bhante untuk menarikku agar aku mau beribadah lagi.