Manfaatkanlah segalanya dengan sebaik-baiknya terutama waktu ini, dimana setiap detik yang berjalan, menit yang merangkak akan memperpendek usia kita.
Janganlah tertipu dengan berkata: sekarang aku masih sehat, aku masih muda, umurku pasti masih panjang, belum tentu, sakit bisa datang setiap saat, setiap waktu tanpa kita duga. Dan, syarat sebuah kematian tidak harus tua. Bayi pun bisa meninggal, bahkan yang belum lahir pun juga bisa mengalaminya.
Pahami dan amati tubuh ini, sejak dari lahir hingga sekarang. Umur yang bertambah, yang ditambahkan saat berulang tahun, wajah yang berubah dari bayi hingga sekarang. Dulu lucu, sekarang gimana. Semakin cantik, tampan atau sudah ada keriput kah?
Renungkan semuanya, tentang diri sendiri, tentang apa saja yang sudah dilakukan, baik buruknya perilaku sendiri. Lalu pilah dan pilih mana yang perlu diperbaiki, mana yang perlu dipertahankan, dan mana yang perlu dikembangkan, untuk maju dan melangkah menjadi lebih baik dari hari yang lalu.
Imbangi juga dengan berlatih meditasi sehingga dapat lebih perhatian. Lebih bijak menyadari  penderitaan yang pasti terjadi pada setiap makhluk di dunia ini. Selama masih berputar di roda samsara, selama masih melekati keinginan dan terjerat kebodohan sendiri.
Berusahalah mulai merubah karma atau kehendak perbuatan. Menyadari atau perhatian terhadap segala pikiran, ucapan, dan perbuatan sendiri, kontak-kontak indera yang muncul dan lenyap. Terhadap perasaan -perasaan dan persepsi-persepsi yang mengikutinya yang juga selalu berubah-ubah, yang membawa kesadaran-kesadarannya setiap saat.
Demikianlah seharusnya engkau belajar dan berlatih sesuai dengan Dhamma yang telah diajarkan Sang Buddha. Untuk membuka batin yang masih tertutup oleh debu kebodohan, debu kegelapan. dan berusaha melenyapnyapkannya.
Dengan senantiasa berpandangan benar, batin pun menjadi lebih jernih dan bening. Bebas dari noda, tidak melekat pada sesuatu, dapat meninggalkan kesenangan indriawi. Sehingga dapat memahami dengan jelas tentang sifat kehidupan dalam ketidakkekalannya.
Sebab-akibat dari penderitaan ini, dan ke-tanpa-intiannya. Untuk dapat mengakhiri penderitaannya, untuk terbang bebas bagaikan kawanan angsa meninggalkan kolam, tanpa meninggalkan jejaknya.
Pikiran akan selalu waspada dan perhatian terhadap diri sendiri, tanpa lengah, terkendali dan tenang. Memahami, menerima, dan melepaskan dengan seimbang segala sesuatu yang muncul dan lenyap bergantian.
Yang membawa suka maupun duka, bahkan saat kematian yang terjadi sewaktu-waktu. Batin menjadi semakin berkembang, kebijaksanaan semakin meningkat, tercapailah pandangan terangnya, nibbana pun akan di raihnya.