Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kemiripan Paham Stoikisme dan Filsafat Buddhisme

20 April 2023   05:55 Diperbarui: 20 April 2023   05:55 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, menurut filosofi Stoikisme, kebahagiaan sejati itu dapat dicapai melalui kesederhanaan dan hidup sesuai dengan kodrat seorang manusia. Hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan, seperti keberuntungan dan kemajuan karir, tidak disarankan untuk menjadi fokus kita. Sebaliknya, kita harus memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat dikendalikan, seperti perilaku dan tindakan kita sendiri.

Di ajaran buddha sendiri, ada sebuah petikan sutta yang berbunyi sebagai berikut, "berpengetahuan luas serta berketerampilan, terlatih baik dalam tata susila, dan bertutur kata dengan baik, menjauhi, menghindari perbuatan buruk itulah berkah utama."

Kemiripan lain antara filosofi stoikisme dan ajaran Buddha Dharma juga terdapat pada unsur pengendalian diri atas keinginan-keinginan. Mengutamakan hidup dengan etika yang tinggi, atau dikenal dengan pedoman jalan tengah atau ajaran jalan utama berunsur delapan.

Kita di ajarkan juga untuk mengendalikan amarah dalam diri kita sehingga dapat hidup dengan bijaksana dan berprilaku dengan baik. Inti dari semua ini adalah praktik nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.

Stoikisme mengajarkan kita untuk seimbang. Sebuah seni tentang kebahagiaan, kebaikan, dan pengampunan. Pemahaman ala Seneca ini dapat mengajarkan bagaimana kita dapat memahami setiap kebaikan yang diperbuat.

Hal ini sejalan dengan ajaran cinta kasih dari Guru Buddha. Kebencian tidak akan selesai jika dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian seseorang akan padam dengan cinta kasih.

Semoga guratan tulisan singkat ini dapat membuka pemahaman kita dan menumbuhkan semangat praktik kebaikan untuk kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai penutup jika ingin membaca lebih dalam mengenai paham Stoikisme ini, teman-teman bisa membaca buku yang berjudul "Sebuah Seni Tentang Kebahagiaan, Kebaikan, Kemarahan dan Pengampunan ala Seneca."

**

Jakarta, 20 April 2023
Penulis: Jenny Lie, Kompasianer Mettasik

Appamadena Sampadetha, Berjuanglah dengan Sungguh-Sungguh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun