Parahnya adalah kasus pembunuhan massal yang dilakukan oleh aliran sesat. Selain itu, aksi melawan pemerintahan atau negara yang sah digencarkan. Di sana ada kebencian dan permusuhan yang dikobarkan oleh mereka.
Yang menarik adalah para pendiri aliran sesat memiliki pandangan bahwa dunia akan kiamat dan orang-orang yang di luar ajaran mereka akan masuk neraka atau binasa pada hidup ini.
Dengan dalih seperti itu, maka mereka mencari pembenaran dengan merekrut para pengikut sebanyak-banyaknya demi keselamatan.
Lihatlah betapa bahayanya pandangan salah yang dimiliki oleh orang, terutama mereka yang bisa mempengaruhi orang lain sesuai dengan pandangan salahnya. Apalagi jika negara atau pemerintah ikut mendukung.
Dalam sudut pandang Dhamma, semua perbuatan yang bermanfaat dan terampil (sisi religius), bermula pada pandangan benar.
Pandangan benar dikatakan sebagai urutan yang pertama dalam berbagai khotbah Sang Buddha. Pandangan benar dalam agama Buddha adalah pandangan seseorang yang bisa membedakan antara pandangan salah dan pandangan benar. Dia memahami pandangan salah sebagai pandangan salah. Begitu pula sebaliknya.
Pandangan salah dalam agama Buddha adalah pandangan yang menolak kebenaran, yakni:
Tidak ada yang diberikan, dipersembahkan, dikurbankan, buah dari perbuatan baik atau buruk, tidak ada dunia ini dan dunia lain, tidak ada ibu, ayah, makhluk yang terlahir spontan, pertapa dan brahmana yang baik dan mulia di dunia ini yang telah menembus oleh usaha sendiri dengan pengetahuan langsung dan menyatakan dunia ini dan dunia lainnya.
Pandangan benar dalam agama Buddha ada dua yaitu yang terpengaruh oleh noda, berhubungan dengan kebajikan, dan matang dalam perolehan. Dan satunya lagi adalah pandangan benar yang mulia, tanpa noda, melampaui hal duniawi, yang merupakan faktor dari sang Jalan.
Pandangan benar yang masih bersifat inferior merupakan lawan dari pandangan salah. Sedangkan pandangan benar yang kedua, yang superior adalah:
Kebijaksanaan, indra kebijaksanaan, kekuatan kebijaksanaan, faktor pencerahan penyelidikan kondisi-kondisi, faktor sang Jalan pandangan benar dalam diri seseorang yang pikirannya mulia, tanpa noda, yang memiliki jalan mulia dan pengembangannya.