Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas

27 Maret 2023   05:55 Diperbarui: 27 Maret 2023   06:35 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengalaman Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas (gambar: indiantimes.com, diolah pribadi)

Kecelakaan di jalan merupakan realita hidup yang bisa dialami siapa saja, termasuk kita. Biasanya surat kabar, TV, atau media lainnya selalu menyertakan informasi kecelakaan yang terjadi di sekitar kita.

Namun, kalau kita melihat sendiri kecelakaan di jalan dan ikut membantu korban akan membuat perspektif kita pada kehidupan berubah. Anicca yang kita alami sebagai pengalaman nyata bukan sekedar teori.

Peristiwa ini baru terjadi pada tanggal 22 Maret kemarin siang. Saya baru saja pulang dari rumah abu di Cilincing. Menghormati mendiang kakek, nenek, mama, dan tante saya. Turut hadir disana papa, adik saya, Iing, dan suaminya.

Saya pulang duluan ditemani supir kakak ipar. Karena macet, kami mengikuti jalan alternatif yang disarankan oleh Waze. Jalannya lebih kecil dan bekelok tetapi lancar. Kecepatan harus dikurangi apabila berpas-pasan dengan kendaraan yang datang berlawanan.

Kami tiba di jalan agak ramai sepertinya ada pasar traditional di sekitar sana. Tiba-tiba terdengar suara kencang dalam jarak dua meter di depan. Dua motor bebek dengan pengendara dan penumpangnya sudah terkapar di aspal. Seorang ibu berusaha bangkit dari motornya dengan susah payah. Tangannya dikibas sambil meringis kesakitan.

Sedangkan motor satunya lagi menimpa pasangan suami istri paruh baya. Motor diangkat dibantu warga sekitar. Dengan pertolongan warga ibu tersebut akhirnya dapat berdiri. Sedangkan suaminya yang gemuk dan tinggi besar masih terlentang tidak berdaya.

Seketika istrinya menjadi panik. "Pak sadar pak, pak sadar pak". Jalanan semakin ramai. "Cepat,harus bawa ke puskesmas" kata warga. "Ke rumah sakit saja", sahut warga yang lain.

Tiba-tiba salah satu anak muda di antara kerumunan berlari menghampiri kendaraan kami. Anak muda tersebut bekata pada supir "Pak , boleh pak minta tolong antar ke rumah sakit Koja?", "Boleh pak minta tolong?".

Sejujurnya kami berdua juga kaget dengan permintaan tiba-tiba tersebut. Terbesit dipikiran kami kalau nanti terjadi hal yang tidak diinginkan dalam perjalanan atau terjadi hal buruk lainnya. Misalnya malah penolong yang disalahkan.

Namun, demi melihat korban segera butuh pertolongan dan pemuda tersebut meminta dengan sopan dan tidak memaksa kami tepis keraguan kami dan mengiyakan untuk membantu.

Sang bapak masih terkapar di jalan. Untuk kedua kalinya pemuda tersebut menghampiri kami minta kepastian. "Pak bisa ya pak diantar ke rumah sakit pakai mobil bapak". Segera saya dan supir keluar mobil.

Saat itu juga ada inisatif warga memanggil becak untuk diantar ke sana. Namun istri dan pemuda tersebut mengatakan mobil kami sudah bersedia mengantar.

Sang bapak yang beratnya mungkin sekitar seratus kilo diangkat beramai-ramai dengan susah payah ke dalam mobil. Tidak mudah karena dalam keadaan setengah sadar.

Sang istri menemani di dalam mobil. Kedua pemuda naik motor segera membuka jalan mengantar kami ke rumah sakit terdekat.

"Pak sadar pak," ujar sang istri. Korban tidak menjawab dan hanya berguman. Dalam kondisi panik Istri korban menelepon anaknya bahwa mereka sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Bau minyak angin segera menyebar dalam mobil dari pakaian bapak tersebut. Sepertinya korban sebelum jatuh memang sudah kurang sehat.

Sementara itu kendaraan kami berjalan cepat dan lincah menerobos diantara kendaraan lainnya termasuk mobil angkot yang biasanya tidak mau kalah. Bahkan kami sempat melawan arus sepotong jalan hanya mengandalkan lampu hazard dan pengawalan motor pemuda. Cukup memacu andrenalin.

Akhirnya kami pun sampai di rumah sakit Koja. Segera satpam dan perawat yang bertugas membantu menggotong ke ranjang dorong pasien untuk di bawa ke dalam rumah sakit. Istri korban dan kedua pemuda merangkapan tangan mengucapkan terima kasih.

Lega rasanya kami sudah mengantar korban dan istri ke rumah sakit dengan selamat. Semoga bapak tersebut mendapat penanganan yang baik dan lekas sembuh.

Semoga semua makhluk ikut bergembira dengan kebaikan yang telah kami perbuat.

**

Jakarta, 27 Maret 2023
Penulis: Joe Hoey Beng, Kompasianer Mettasik

Wiraswasta | Konsultan Finansial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun