Medan, 10 November 2022
Siang hari itu di Hari Pahlawan, sekitar pukul 12.40 WIB saat saya melangkah keluar dari dalam Gedung dan berdiri di depan pintu, saya melihat seorang murid perempuan qualifa house bersama 2 (dua) orang guru qualifa house berada di samping tempat bak sampah tempat penampungan sampah milik Seulawah Kupi yang berlokasi di Kompleks Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC).
Karena penasaran saya pun berjalan melangkah mendekati ke arah mereka dan terlihatlah oleh saya dengan jelas ada 1 (satu) ekor anak kucing di dalam kardus yang berada di atas penutup bak sampah dan 1 (satu) ekor lagi sedang digendong di dada sang murid. Terlihat olehku juga di dalam kardus itu ada tiga helai pakaian yang digunakan sebagai alas di dalam kardus untuk para anak kucing yang diperkirakan sudah berusia satu minggu.
Sementara salah seorang guru kulihat hilir mudik dengan mata jelalatan mencari-cari sesuatu melalui sela-sela penutup parit yang berada di samping bak sampah.
"Apa yang dicari di dalam parit, Bu Debora?", tanya saya kepada guru yang bernama Debora Yulianti Simanjuntak yang matanya sedang jelalatan mencari-cari sesuatu di dalam parit.
Diduga karena fokus mencari sesuatu di dalam parit, Ibu Debora mungkin tidak mendengar pertanyaan saya sehingga tidak menjawab. Mengetahui hal ini, Ibu Sartika Dewi Hutabarat menanggapi pertanyaan saya.
"Kami mencari satu ekor anak kucing yang masuk ke dalam parit, Pak."
"Oh, berarti anak kucingnya ada tiga ekor, ya."
"Iya, Pak Alfian. Semua ada tiga ekor dan seekor anak kucing sedang dicari juga oleh induknya," tutur Gytha Febryanty menjelaskan sembari masih menggendong si anak kucing di dada sambil membelai dengan lembut dan perlahan kepala si anak kucing mungil dengan tangan kanannya.