Ada rasa bahagia, puas menggemgam surat itu. Di antara rasa SEDIH Â mengapa penipuan ini terjadi disaat aku sedang merayakan hari bahagia. Â MARAH karena menyesali betapa bodohnya aku, sehingga tertipu lagi hanya beberapa bulan dari penipuan yang lalu.Â
Sempat aku marah kepada diriku sendiri,  apa manfaat meditasi yang aku  lakukan setiap hari kalau aku masih mudah sekali tertipu. Timbul keserakahan  karena tergiur membeli barang dengan harga murah.
Aku merenung, menjadi mudah curiga, selalu  bertanya dalam hati "sampai kapan karma burukku terus berbuah?" Â
"Tidak ada yang tahu Yol, kapan karma buruk kita akan habis. Selalu ada di kehidupan yang sedang kita jalani, tergantung cara kita menerimanya dan banyaknya karma baik yang kita lakukan untuk sedikit mengikis nya." Â
Betapa sejuk kalimat dari sahabat meditasiku, masuk ke dalam lubuk hati yang terdalam. Aku lalu bertekad akan semakin rajin bermeditasi, melatih MINDFULLNESS / KESADARAN yang ternyata belum banyak aku terapkan dalam keseharianku.
Semoga Semua Makhluk Berbahagia
**
Jakarta, 09 Desember 2022
Penulis: Tjio Jolanda Santoso, Kompasianer Mettasik
Alumni IPB | Pensiunan Perusahaan Swasta | Sekarang Ibu Rumah Tangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H