Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Dia Buddha, Ma!"

2 Desember 2022   04:37 Diperbarui: 2 Desember 2022   04:50 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si Sulung melihat saya dengan heran dan bertanya "Apa Ma?"

Saya lalu menjelaskannya sesuai dengan apa yang saya dapat dari pembabaran para Bhante di Youtube dan Buku-buku Dhamma yang suka saya baca. 

"Kak, seseorang yang disebut Buddha artinya adalah 'Orang yang sudah tercerahkan' Dia adalah orang yang sudah memahami Hukum Alam, orang yang sudah mengerti tentang bagaimana Hukum Alam bekerja, dan dia menjalani kehidupannya sesuai dengan Hukum Alam. Menjadi Buddha memang butuh perjuangan yang tidak ringan, tetapi bukan tidak mungkin."

Lebih lanjut, saya juga menjelaskan tentang ajaran Buddha yang lazim disebut sebagai Dhamma. "Begitu pula dengan menjalankan Dhamma. Hal itu bisa dilakukan siapa saja, selama ada kemauan. Bukan hanya bagi pemilik agama atau orang-orang tertentu."

Seperti kita yang terlahir dalam keluarga Non-Buddhis, kita juga bisa menjalankan Dhamma tanpa harus merubah agama kita. Karena untuk berpindah agama pasti akan repot sekali dan bisa membuat masalah yang tidak perlu.

Sekilas aku bisa menangkap, anak saya mengerti dan tertarik dengan apa yang saya jelaskan. Saya lalu melanjutkan kesempatan berbagi Ajaran Dhamma dengannya.

Sebabnya, Dhamma adalah hukum kebenaran. Bukan berdasarkan persepsi atau apa kata orang. Seperti bagaimana alam ini bekerja, dan bagaimana diri kita menjalaninya. Misalkan tentang Hukum Karma (Hukum Tabur Tuai).

Kita seharusnya tahu bahwa apa yang ditanam pasti akan dipetik... Oleh karena itu tanpa disuruh menjadi orang baik, kita sudah tahu bahwa yang harus dilakukan adalah menanam hal-hal yang baik.

Begitu pula sebaliknya, melakukan hal baik bukan untuk orang lain, melainkan untuk diri kita sendiri. Orang yang paham dan percaya Hukum Karma, tahu bahwa kalau dia ingin sukses, dia harus menabur atau membantu kesuksesan untuk orang lain.

"Mengerti kak?" Anak saya mengangguk dengan semangat, tersenyum dan berkata "I got it Mama!"

Lalu saya elus kepala anak saya dan bilang "Kamu beruntung sekali kak bertemu orang baik yang bisa menjadi inspirasi dan Guru kamu! Kamu juga terus menjadi orang baik ya kak, sesuai inspirasi yang kamu dapat dari Bapak itu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun