Saya akronimkan dengan SDM. Tapi, bukan Sumber Daya Manusia seperti cabang ilmu manajemen. Selamatkan Diri Masing-masing adalah upaya setiap orang untuk menomorsatukan diri sendiri. Keluar dari dari berbagai problema. Entah dari masalah besar, atau yang remeh-temeh.
Dan sepertinya aksi ini juga memiliki semboyan, yakni mengatasi masalah tanpa masalah. Lalu, apa masalahnya?
Saya menyimpulkan secara singkat, ada faktor Ego di sini.
Aku lebih mementingkan diri sendiri, karena Aku lebih baik daripada orang lain. Karena Aku memiliki banyak hal yang patut dihormati, karena Aku adalah Aku yang tidak bisa digantikan oleh orang lain.
Benar, Aku adalah makhluk pribadi, satu-satunya di dunia ini. Tapi, harus diingat juga bahwa masih banyak Aku di luar sana. Yang bilamana digabung akan membentuk sebuah komunitas sosial. Dengan demikian, maka Aku sebenarnya adalah makhluk sosial yang terdiri dari sekumpulan makhluk-makhluk pribadi.
Singkatnya, Aku tidak bisa hidup sendiri tanpa Aku A, Aku B, Aku C, dan seterusnya. Aku ini saling berkaitan, saling membutuhkan, melengkapi, memenuhi satu dengan yang lainnya yang diperlukan.
Kebutuhan pribadi, kebutuhan sosial, Kebutuhan sekarang dan masa yang akan datang. Kebutuhan material dan spiritual. Apapun nama kebutuhan, kebutuhan adalah kebutuhan.
Manusia merupakan bagian dari parsial dan Universal. Membutuhkan hal-hal untuk yang vertikal maupun kebutuhan bersama secara horizontal.
Wajar bila setiap orang lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Sejak kecil dirumah, maupun di sekolah. Di lingkungan Masyarakat, di dunia kerja, dan dalam kehidupan berbangsa, serta bernegara hingga antar dunia.
Penilaian untuk memperoleh penghargaan hingga memperoleh penghasilan memerlukan proses untuk mendapatkan pengakuan dari lokal, daerah, nasional, maupun internasional.
Menjadi hal kebanggaan tentunya, bagi pribadi sendiri, keluarga, lingkungan, institusi, lembaga dimana sosok pribadi yang menjadi unggul karena memperoleh nomor Wahid atau Utama.
Untuk dapat menjadi unggul, memenangkan dan mendapatkan pengakuan, penghargaan, seseorang harus memiliki pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual. Dan tentunya tidak semua talenta dimiliki oleh seseorang. Perlu bekerja keras, kerja cerdas, melatih diri untuk berkarya.
Menyelamatkan diri sendiri disatu sisi dan sekaligus, disaat - saat lain untuk bersama-sama agar karya terbaik, efisien, dan efektif dapat diraih oleh Aku, Aku, dan Aku-aku lainnya.
Dengan demikian, masih adakah Aku? Tergantung dari perspektif mana Ke-Aku-an itu pantas ditilik. Ah, rasanya sudah tidak penting lagi. Karena Aku adalah kehidupan bersama dengan Aku-aku lainnya.
Hanya sebatas mana pengakuan tentang Aku itu ada. Masihkah Aku mau mengakui kalau di dunia ini hanya ada Aku saja? (STD).
**
Tangerang, 18 November 2022
Penulis: Setia Darma, Kompasianer Mettasik
Dharmaduta | Penulis |Dosen | Trainer | Pensiunan ASN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H