Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Masih Melekat pada Harta Duniawi? Mari Renungkan Mayat

14 November 2022   05:09 Diperbarui: 14 November 2022   06:40 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masih Melekat Pada Harta Duniawi, Mari Renungkan Mayat (gambar: theindianexpress.com, diolah pribadi)

Banyak teman, saudara, atau keluarga mulai beralasan untuk tidak mengikuti acara pemberangkatan jenazah ke tempat krematorium atau ke tempat kubur.

Sesampai di tempat kubur atau krematorium maka akan dibacakan doa dan pemberian hormat terakhir. Peti mati bersama dengan jenazah saja masuk ke dalam ruangan api untuk dibakar sedangkan teman-temannya, saudara-saudaranya, ataupun keluarganya hanya berada di depan pintu krematorium. Biasanya, setelah jenazah selesai dibakar maka pihak keluarga akan mengambil abunya dan masukkan ke dalam guci.

Demikian juga jika yang meninggal memilih untuk dikuburkan maka pada saat peti mati dan jenazah dimasukkan ke dalam lobang, teman-temannya, saudara-saudaranya, ataupun keluarganya akan meninggalkannya.

Cerita perenungan tentang mayat di atas menguraikan bahwa harta dunia adalah tidak kekal. Harta yang kita miliki, tidak dapat menemani pada saat kita meninggal. Akhirnya kita akan sendiri. Teman, saudara, dan keluarga juga akan meninggalkan kita.

Kita harus dapat belajar untuk merelakan. Dengan kerelaan, kita tidak melekat pada kekayaan dan kekuasaan. Kita dapat berlatih kerelaan dengan berdana. Kerelaan dapat mengurangi penderitaan dalam hidup kita. Latihan terhadap kerelaan secara bertahap dapat mendatangkan kebahagian bagi kita.

Semoga kita dapat bebas dari kemelekatan. Semoga kita dapat berbahagia. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu...sadhu...sadhu.

Salam metta.

**

Medan, 14 November 2022
Penulis: Thomas Sumarsan Goh, Kompasianer Mettasik

Long Life Learning

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun