Sifat malas berdampak besar pada pelatihan Sila, karena sifat malas merupakan salah satu kondisi berbahaya yang ada pada diri manusia. Ketika seseorang akan memulai aktivitas dalam bekerja ataupun pada posisi melakukan kebaikan. Perasaan malas pada diri seseorang ini terkadang datang secara tiba-tiba, hal yang sudah tersusun dengan rapi pada agenda kegiatan ataupun aktivitas akan menjadi tertunda dan tidak terlaksana, sehingga apa yang sudah diharapkan dan target tidak bisa dicapai. Sifat malas ini telah di elaskan oleh Buddha pada syair Dhammapada syair 112, sebagai berikut:
Yo ca vassasatam jive, kusito hinaviriyo ekaham jivitam seyyo, viriyam arabhato dalham.
Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi malas dan tidak bersemangat, maka sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang berjuang dengan penuh semangat.Â
Sifat malas ini menjadi faktor penghambat pada pelatihan sila, yang menimbulkan kualitas hidup kita saat ini maupun yang akan datang akan berakibat buruk, dan bisa dikatakan menimbulkan kehidupan yang tidak bahagia atau akan terlahir di alam rendah.
**
Karma baik yang sudah kita miliki dikehidupan ini harus terus kita tingkatkan dan terus latih serta jaga sila dengan sempurna, tidak semua makluk memiliki karma baik terlahir sebagai manusia dan mengenal Dhamma Buddha. Oleh karenanya jangan pernah sia-siakan kehidupan ini dengan tindakan atau perbuatan yang melanggar sila. utamakan pelatihan sila dengan baik agar kita memiliki kehidupan yang berkualitas dimanapun kita terlahir sampai mencapai Nibbana.
Semoga bermanfaat dan semoga semua makluk hidup berbahagia
Sadhu, sadhu, sadhu.
**
Palangka Raya, 12 November 2022
Penulis: Dr. Joko Santoso, S.Ag., MM, Kompasianer Mettasik
Birokrat, Akademisi, Motivator Religius , Enterprenuer dan Aktifis Gerakan  Nasional Anti Narkotika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H