Visuddhimagga atau "Jalan Pemurnian" berisikan risalah ajaran Buddha.  Visuddhimagga ditulis oleh Buddhaghosa di abad kelima Masehi. Risalah ini menjelaskan tujuh rangkaian pemurnian yang diurutkan berdasarkan sila, samadhi, dan pannna.
Risalah ini dipandang menjadi salah satu teks terpenting selain kitab suci berdasarkan kanon Tipitaka Pali. Visuddhimagga ditulis dengan struktur yang didasarkan kepada Ratha-vinita Sutta (MN: 24). Struktur ini menjelaskan perkembangan atas kemurnian disiplin menuju kepada tujuan akhir, yakni Nibbana. Ke semuanya dilakukan dalam tujuh langkah.
Dalam Visuddhimagga terdapat penjelasan berkenaan dengan empat obyek meditasi pelindung diri. Keempatnya dapat dipakai sebagai perlindungan diri terhadap bahaya-bahaya yang mengancam dari internal maupun eksternal diri.
Bahaya-bahaya yang mengancam dari internal diri itu berupa rintangan batin (nivaraa) yang berjumlah lima buah. Juga berbagai kekotoran batin (kilesa) yang timbul dan membuat kotor, serta membuat batin tercemar. Alhasil, batin akan sulit menjadi bajik dan jinak. Kelima rintangan batin tersebut merupakan penghalang-penghalang di dalam diri yang menghalangi kita untuk berbuat hal-hal bajik. Juga akan menghalangi munculnya moral yang sadar, jhana, dan magga sewaktu kita mempraktikkan meditasi.
Ancaman dari berbagai bahaya yang berasal dari eksternal diri bisa muncul dari berbagai orang jahat, binatang-binatang buas dan liar, hantu-hantu, raksasa-raksasa, raksasi-raksasi, dan lain-lainnya. Ada saja kemungkinan kita berhadapan dengan berbagai bahaya demikian, semisal sewaktu kita ada di alam liar, contohnya di hutan belantara.
Untuk bisa terhindar dari bahaya-bahaya eksternal diri ini, kita dapat melakukan meditasi-meditasi pelindung. Durasinya tidak perlu lama, cukup beberapa menit misal dilakukan setiap pagi sebelum memulai aktivitas sehari-hari.
Berbagai meditasi pelindung sebagaimana yang dinyatakan dalam Visuddhimagga, dapat diadaptasi sebagai perenungan pelindung. Durasi berbagai perenungan pelindung ini juga tidak perlu lama, yang terpenting dilakukan dengan penuh fokus dan konsentrasi.
Berbagai perenungan pelindung tersebut adalah: (1) pemancaran cinta kasih (metta), (2) perenungan akan berbagai sifat mulia dari Buddha, (3) perenungan akan kejijikan sebuah mayat, dan (4) perenungan akan sifat-sifat kematian. Keempat perenungan pelindung tersebut bisa dilakukan dalam semua situasi, kapan pun waktunya, dan di mana pun adanya.
Seandainya kita tidak dimungkinkan mampu secara rutin setiap harinya melakukan keempat perenungan pelindung ini, dapat dipraktikkan dalam situasi serta kondisi yang memungkinkan. Semakin sering dilakukan secara sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi, akan semakin baik.
Pemancaran cinta kasih (metta)
Cinta kasih adalah alat terampuh untuk mengendalikan dendam, kebencian, dan kemarahan. Karena itu, jika kita mudah marah atau mudah timbul benci atau mudah muncul dendam kepada siapa pun, praktik pemancaran cinta kasih ini harus lebih sering kita lakukan.