Ade:" Tentu saja tidak! Tidak ada yang layak buat dilekatin. Lepaskanlah!"
Mami: "Nah! Bagaimana cara untuk tidak melekati perasaan ini?"
Ade: "Selalu ingatkan diri untuk  tidak menjadi budak perasaan. Don't be a slave to your emotions. Control them"
Mami: "Bisa kontrol emosi itu baik, ibarat menahan emosi, menahan perasan. Tetapi apakah ini sama dengan melepas/tidak melekati perasaan? "
Ade: "Hmmm.."
Mami: "Dengan terus melakukan perenungan terhadap perasaan dan memahami hakikat bahwa perasaan adalah penderitaan (dukkha), berubah terus (anicca ) dan bukan milik saya (anatta), kita baru bisa melepas/tidak melekati perasaan ini."
Ade: "Pasti Mami mau bilang caranya dengan meditasi!"
Mami: "Betul sekali De!"
"Kita bisa melakukan latihan meditasi samatha buat menekan perasaan. Saat perasaan apapun yang muncul, kita abaikan saja.  Intinya kita fokus ke nafas. Di sini masih sebatas menenangkan saja. Perasaan belum lenyap dan sewaktu-waktu mungkin akan  muncul ke permukaan lagi."
"Beda dengan latihan meditasi vipassana, disini perasaan yang muncul kita perhatiin terus tanpa intervensi apapun. Cukup diamati saja dan sungguh ajaib, perasaan yang bergejolak itu bisa hilang dengan sendirinya."
Ade: "Ternyata perasaan itu pemalu ya Mi! Jika diamati terus, mereka kabur."