Klenteng Kwan Kong menjadi salah satu tempat yang menyelenggarakan Sanghadana Kathina pada Minggu (16 Oktober 2022) pagi. Sebagai panitia pelaksana di tempat yang dikenal juga dengan nama Rumah Ibadah Satya Dharma ini, adalah Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar.
Semenjak pagi-pagi hari, umat Buddha telah terlihat mendatangi salah satu klenteng tertua di Kota Makassar ini. Dengan penuh semangat mereka menuju ke tempat pelaksanaan acara Sanghadana Kathina di lantai lima gedung utama Klenteng Kwan Kong; yang masih dalam tahap perampungan renovasi.
Dalam Sanghadana Kathina ini, umat Buddha yang hadir sekitar seratus lima puluh orang. Tidak hanya pemuda dan dewasa saja, tetapi juga anak-anak bahkan lansia; mereka hadir dan berbaur menjadi satu. Bahkan kapasitas ruangan yang tersedia tidak dapat menampung seluruh umat yang hadir. Hal ini karena sangat tingginya antusias umat Buddha yang hadir untuk mengikuti perayaan Kathina.
Sangha Theravada Indonesia (STI) mengutus tiga orang bhikkhu untuk hadir pada Sanghadana Kathina ini. Yaitu: YM. Bhikkhu Dhammamitto, Thera; Ketua Bhikkhu Daerah Pembinaan Provinsi / Padesanayaka Sulselbar, YM. Bhikkhu Silayatano ; dan YM. Bhikkhu Upasanto.
Sanghadana Kathina di Klenteng Kwan Kong adalah bagian dari jadwal perayaan Kathina Bhikkhu STI di Sulselbar. Diawali dari Vihara Eka Viriya Sasana, Waeputeh, Mamuju Tengah (09/10); Vihara Giri Kartika, Salugatta, Mamuju Tengah (10/10); Vihara Bukit Naga, Mamuju (11/10); Vihara Buddha Dharma, Parepare (13/10); Vihara Dharma Palakka, Bone (14/10); KBBV Makassar (16/10) pagi; PBBS Xian Ma (16/10) siang; dan berakhir di Vihara Sasanadipa (16/10) sore.
Kotbah Dhamma bertema "Menggunakan Kekayaan Materi Menjadi Kekayaan Dhamma" disampaikan YM. Bhikkhu Upasanto. Bhante Upasanto mengatakan, pada umumnya semua orang ingin hidup bahagia, sejahtera, dan tercapai harapan serta cita-citanya. Buddhis memandang harapan tersebut sebagai sesuatu yang wajar, dan menawarkan suatu cara agar seseorang dapat mewujudkan harapan / keinginannya itu.
Dalam Kotbah Penimbunan Harta Sejati (Nidhikanda Sutta) dijelaskan bahwa seseorang yang banyak melakukan perbuatan baik; maka penimbunan harta karun yang baik yang (nanti) mengikutinya. Penimbunan harta karun tersebut berupa: memberikan dana, melatih moralitas, serta mencegah dan menahan diri dari keburukan. Juga, melakukan kebajikan kepada Sangha, pada cetiya, pada orang tua, pada ibu dan ayah, pada tamu-tamu, atau pun pada saudara tua.
Dengan harta karun tersebut, maka seseorang akan memperoleh berbagai pahala. Pertama, terlahir di alam manusia dengan memiliki kekayaan materi. Kedua, terlahir di alam bahagia (dewa) dengan memiliki berbagai kesenangan. Terakhir, adalah merealisasi Kebahagiaan Tertinggi (Nibbana). Sehingga dapat dikatakan, seseorang yang melakukan banyak kebajikan sesuai Dhamma, adalah yang dapat menggunakan kekayaan materi menjadi kekayaan Dhamma.
"Manfaatkanlah momen Sanghadana Kathina untuk berbuat baik dengan cara berdana kepada Sangha sebagai sarana untuk menimbun kebaikan. Selamat merayakan Kathina," kata bhikkhu yang tahun ini bervassa di Vihara Sasanadipa, Makassar.