Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebahagiaan, MauKU Apa Sih?

12 Oktober 2022   19:09 Diperbarui: 12 Oktober 2022   19:11 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu ketika mengikuti Kursus Dhamma Duta yang diselenggarakan Magabudhi dan Romo Selamat Rodjali pada sesi pengenalan Abhidhamma mengumumkan tujuan agama buddha adalah mencapai kebahagiaan dengan gagahnya saya protes !

"Romo kebahagiaan itu relatif bagaimana kita tahu mana yang benar?"

Romo Selamat Rodjali menyeringai, "Kata siapa relatif?"

Belum selesai saya bengong, beliau lanjut, "Dalam agama buddha kebahagiaan itu spesifik. Sangat jelas definisinya - Kebahagiaan yang Alobha (tidak serakah), Adosa (tidak membenci), Amoha (tanpa kebodohan batin)."

Setelah berakhir bengongnya, saya menyadari itulah yang disebut nekad -- berani karena bodoh. Pakar Abhiddhamma koq didebat. Mendengar jawaban beliau, seketika itu beberapa pertanyaan dalam diri saya terjawab. Sudut-sudut pengetahuan yang gelap jadi terang. Saya mencapai penerangan yang jauh dari sempurna.

Kita susah bahagia karena tidak pernah tahu apa yang benar-benar kita mau, kita bingung mau apa karena pikiran dan karenanya perbuatan kita masih dikendalikan nafsu keinginan rendah.

Kita (pikir kita akan) bahagia dapat coklat karena kita ingat (Sanna) dia manis di lidah menagihkan. Kita (pikir kita akan bahagia) kalau dunia damai karena kemelekatan-kemelekatan duniawi kita jadi bisa berlanjut  banjir hadiah tiap ultah, dekat dengan orang-orang yang disenangi ketika ke sekolah, dipuji karena membanggakan keluarga, dituakan karena anggota keluarga mekar, dihormati karena bertitel, berkuasa karena berpendapatan dan mencintai supaya dicintai. Berpamrih semua.

Baca juga: Dana -- Paradoks Keikhlasan

Dan diatas semua itu, bahkan ketika parami kita cukup untuk meraih, memuaskan semua tuntutan duniawi itu, ketidakkekalan (Anicca) mengembalikan kita ke titik awal.

Lalu apa? Apa hanya ini?

Iyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun