Sebenarnya memiliki penghasilan lebih baik dibanding dengan menjadi pengangguran. Tetapi haruslah bisa menjaga keseimbangan waktu untuk bekerja dan waktu untuk orang-orang di sekitar kita.
Banyak orang yang di waktu muda bekerja mati-matian dan ketika sudah tua menjadi sakit-sakitan. Akhirnya tabungannya pelan-pelan habis untuk biaya berobat.
Ada seorang teman saya yang bekerja sangat keras, bahkan ketika beliau sakit tetap memaksakan diri bekerja bahkan pulang malam. Sekarang beliau sudah meninggal dunia tanpa membawa satu pun harta yang telah dikumpulkannya.
Sebenarnya apakah arti bahagia? Apakah jika orang yang kaya raya itu bahagia? Kaya raya itu bukan sebagai tolak ukur bahagia, karena tidak semua bisa dibeli dengan uang, misalnya kesehatan tidak bisa dibeli dengan uang.
Tak sedikit orang kaya yang belum puas dengan apa yang dimiliki, selalu merasa kekurangan, tidak bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya. Malahan ada orang yang tidak kaya, tetapi ia selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki.Â
Bahkan dalam keterbatasannya ia masih rajin berbagi baik dalam bentuk uang atau tenaga, membantu orang lain yang membutuhkan. Walau tidak kaya, ia sangat bahagia.
Kebahagiaan itu apabila kita bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Hidup di dunia ini boleh dibilang singkat, maka itu selalu bersyukur dan berbuat baiklah, maka kebahagiaan akan datang kepadamu.
**
Jakarta, 6 Oktober 2022
Penulis: Mustika T, Kompasianer Mettasik
Perajut Hari-Hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H