Dengan demikian, melalui ucapan muncul tanggung jawab yang besar, oleh karena itu setiap orang harus mengambil kepemilikian atas ucapannya sehingga orang lain tidak merasa diserang saat mendengar. Berbicara dengan penuh perhatian, dapat dilakukan ketika seseorang berbicara dengan sadar, singkat dan jelas.
Berbicara secara sadar
Seringkali seseorang tidak cermat memilih diksi terutama pada saat marah atau mengkritik orang lain sehingga menyebabkan penyesalan. Artinya dalam kondisi tersebut seringkali mengucapkan kata-kata tanpa pemikiran terlebih dahulu atau tidak menyadari apa yang telah diucapkan.
Salah satu metode latihan agar berbicara secara sadar adalah pelan-pelan, yakni memberi jeda antara pikiran dan kata-kata. Itu dimaksudkan untuk menilai apakah kata-kata yang akan diucapakan sesuai dengan empat prinsip dasar berkomunikasi atau tidak. Jika iya lanjutkan, jika tidak maka seseorang harus benar-benar menentukan reaksi paling tepat.
Tindakan tersebut sesuai disabdakan Sang Buddha dalam Maharahulovada sutta bahwa tindakan melalui ucapan harus direfleksikan berulang kali apakah itu merugikan diri sendiri dan orang lain atau tidak.Â
Kapan melakukan refleksi? yakni sebelum diucapkan, jika itu merugikan jangan dilakukan. Pada saat diucapkan, jika itu merugikan hentikan. Dan setelah diucapkan, jika itu merugikan maka pelakunya harus, mengakui, mengungkapkan (memahami tindakannya salah), dan mengendalikan diri.
Dengan demikian, berbicara secara pelan bertujuan untuk memberi kesempatan pada pikiran untuk memilih kata-kata yang tepat sebelum diucapkan. Fungsi lain dari berkomunikasi secara pelan adalah memberi waktu bagi lawan bicara mencerna topik pembicaraan, yakni membantu untuk fokus, mendengarkan, dan memroses isi pembicaraan.
Memperlambat hanyalah salah satu cara untuk tetap berbicara secara sadar. Aspek lain yang harus diperhatikan adalah mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab pada saat percakapan.Â
Itu dimaksudkan untuk menyadari apa yang dapat dan tidak dapat dikendalikan dalam komunikasi.
Terlepas dari usaha seseorang untuk memilih kata-kata secara berhati-hati, pada akhirnya komunikator hanya dapat mengendalikan kata-kata yang diucapkan, tetapi tidak dapat mengontrol bagaimana kata-kata itu diinterpretasikan. Sebaliknya, komunikan hanya bertanggungjawab atas reaksinya, tetapi tidak dapat dapat mengatur ucapan orang lain.
Aspek terakhir yang mendukung seseorang berbicara secara sadar adalah memperbaiki lainnya. Hal tersebut mengacu pada tindakan untuk mengambil peran sebagai 'pemecah masalah', misalnya menghibur orang lain yang sedang mengalami hal buruk.Â
Hal yang harus diingat bahwa orang lain hanya berusaha menghibur, sisanya kembali pada orang yang sedang mengalami kesulitan apakah orang itu kemudian menjadi sadar untuk melihat apa masahnya dan memutuskan apa yang perlu terjadi agar merasa lebih baik.
Berbicara secara singkat