Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teratai, Simbol yang Maknanya Jarang Diketahui

27 September 2022   05:07 Diperbarui: 27 September 2022   05:10 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teratai, simbol yang maknanya jarang diketahui (gambar: hipwee.com, diolah pribadi)

Teratai adalah tanaman air yang akarnya menancap di lumpur. Walaupun hidup di air yang berlumpur, teratai tetap bersih dan indah.

Bunga teratai biasanya berada dekat permukaan air, sedangkan bunga sejenisnya, lotus, berada agak jauh dari permukaan dan kelopak bunganya lebih besar-besar. Lotus umumnya berwarna putih dan merah muda, sedangkan teratai warnanya lebih bermacam-macam, putih, kuning, merah, merah muda, ungu dan lainnya.

Sekali pun ada lumpur yang menyentuhnya, lumpur tersebut tidak akan menempel. Teratai atau lotus seperti terlapis semacam lilin alami, sehingga kotoran apapun yang berusaha menempel padanya akan tidak akan berhasil.

Teratai seperti terlapis semacam lilin alami, sehingga teratai terbebas dari kotoran yang ada di sekitarnya. Sekotor apapun lingkungan sekitarnya, teratai tetap indah, tidak terpengaruh, tetap bersih. Karena alasan inilah mengapa bunga teratai sering menjadi simbol di agama Buddha.

**

Dunia yang menyediakan banyak sensasi kenikmatan indrawi lebih sering menyeret kehidupan menjadi lebih berat, penuh beban. Mereka yang memahami dan melihat hal ini, akan berusaha menghindari.

Agar tidak terseret oleh sensasi kenikmatan indrawi, berjuang untuk melindungi diri. Sehingga apapun sentuhan sensasi kenikmatan indrawi tidak mengotori. Batinnya tetap tenang seimbang, sadar dan bijaksana.

Perlindungan diri dapat dikembangkan dengan memahami bahwa sensasi kenikmatan indrawi tidak bermanfaat, jika diikuti akan menyeret mengarah ke penderitaan yang panjang.

Dengan memahami hal ini, maka berkembanglah keengganan (nibbida) bersentuhan dengan sensasi kenikmatan indrawi. Semakin kuatnya keengganan, akan meninggalkan dan menghindari (viraga) sensasi kenikmatan indrawi, ketika hal ini terjadi maka pikiran menjadi terbebas (vimutti). 

Setelah terbebas maka semua menjadi lebih jelas lagi, sehingga perlindungan diri semakin kokoh. Lilin kebijaksanaan telah terbentuk, sehingga sensasi kenikmatan indrawi apapun yang menyentuhnya tidak akan mengotori lagi, tetap tenang dan damai.

Lalu bagaimana melatih memahaminya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun