Mereka melaksanakan penelitian yang mencari tahu hubungan optimisme dan pesimisme seseorang terhadap persepsi mereka akan keberuntungan.
Orang-orang yang memiliki sifat optimis cenderung menilai kejadian seperti yang tadi sebagai keberuntungan.
Steven dan Jennifer juga melakukan penelitian lain di mana mereka menciptakan skenario yang sama, hanya saja dibungkus secara berbeda.
Skenario pertama mengatakan bahwa Tara Cooper memenangkan 5 dari 6 lotre yang ia beli.
Sementara skenario kedua mengatakan bahwa Tara Cooper itu mengalami 1 kegagalan dari 6 lotre yang dia beli.
Hasilnya, hampir semua orang-orang yang mendapatkan skenario pertama mengatakan bahwa Tara Cooper itu beruntung, sedangkan orang-orang yang mendapatkan skenario kedua mengatakan bahwa Tara Cooper itu tidak beruntung.
Kalau Optimis Tapi Nggak Beruntung, Gimana?
Kalau kamu merasa sudah cukup optimis dan tetap merasa terikat dalam ketidakberuntungan, mungkin beberapa hal ini dapat membantumu.
Richard Wiseman, seorang profesor di bidang psikologi di University of Hertfordshire menciptakan sebuah "Sekolah Keberuntungan", membuat keberuntungan dengan cara "menciptakan dan menyadari selalu ada peluang kesempatan."
Masalah utama dalam orang-orang yang sering menganggap diri mereka itu tidak beruntung itu adalah ketakutan akan mengambil risiko dan kurang perhatian.
Jangan menunggu hal-hal untuk mendatangimu, kamu yang harus mendatangi mereka.