Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Praktik Dana yang Tepat, Tinggi Manfaatnya

12 September 2022   04:28 Diperbarui: 12 September 2022   06:47 2144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktik Dana Yang Tepat, Tinggi Manfaatnya (gambar: agamayoga.com, diolah pribadi)

Dana merupakan sebuah pemberian yang telah dipraktikkan oleh umat manusia sejak kecil. Bisa dalam bentuk sederhana, bahkan hal-hal yang terjadi begitu saja. Seperti berbagi permen kepada saudara-saudara atau mengajak teman bermain gim bersama. Tetapi bisa juga dalam bentuk pelatihan, seperti orangtua yang mengajarkan anaknya untuk memberikan sedekah kepada pengemis.

Jika berdana ini dilatih dan dilanjutkan secara terus menerus serta memahami arti daripada berdana ini, sesungguhnya praktik berdana sejak kecil ini telah meletakkan fondasi yang kuat untuk menghasilkan kebajikan yang mulia atau kamma baik.

Berdana dalam ajaran Buddha tidak hanya dalam bentuk pemberian uang ataupun bentuk materi yang lain, namun memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu pemberian tenaga, rasa nyaman, membuat makhluk lain bahagia, memaafkan, dan pemberian nasihat yang baik.

Berdana ini sangat mudah dipraktikkan. Ada orang di sekeliling kita yang lagi sedih, kita memberikan kata-kata penghiburan yang membuat mereka tersenyum dan bahagia -- ini sudah merupakan praktik dana.

Dalam Manggala Sutta (Berkah Utama),"Berdana, dan hidup sesuai dengan Dhamma, menyokong sanak saudara dan kerabat, dan tidak melakukan pekerjaan tercela, itulah Berkah Utama."

Dalam Anguttara Nikaya 8:36, "Dasar dari perbuatan kebajikan terdiri dari praktik berdana, berperilaku sesuai dengan sila, dan pengembangan meditatif (mental)."

Berdana dapat mengikis atau menaklukkan keserakahan, yang merupakan salah satu dari tiga akar kejahatan. Akar kejahatan terdiri dari keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kegelapan batin (moha).

Dalam sepuluh jalan untuk melakukan kebajikan (dasapunnakiriyavatthu), dana merupakan faktor dalam urutan pertama. Seseorang yang berlatih berdana secara tidak langsung dia juga melatih kerelaan dan melepaskan kemelekatan. Seseorang yang batinnya telah menumbuhkan kerelaan akan mampu melaksanakan moralitasnya dengan baik, yaitu: ucapan, pikiran, dan perbuatan yang baik.

Mereka yang memiliki perilaku moral yang baik, tentu saja, disenangi oleh banyak orang, yang akhirnya memberikan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup mereka.

Berdana dapat memberikan manfaat yang besar dengan memperhatikan faktor pemberi dana, objek pemberian, dan penerima dana. Faktor terpenting bagi pemberi dana adalah dia harus memunculkan keyakinan yang kuat, niat yang baik, ikhlas (tanpa adanya maksud tersembunyi atau iming-iming adanya imbalan), dan bahagia sebelum dia berdana, saat berdana, dan setelah dia berdana.

Materi (uang, jubah, bunga, dan materi lainnya) yang diperoleh untuk didanakan juga berasal dari usaha dan mata pencaharian yang baik dan benar.

Sesungguhnya, orang terlalu kikir tidak akan terlahir di alam bahagia dan orang bodoh tidak akan pernah bermurah hati, namun orang bijaksana yang senang dalam berdana, dan oleh karenanya dia akan berbahagia dalam kelahiran yang akan datang (Dhammapada, 177)

Objek dana berdasarkan bentuknya dalam Buddha terdiri dari dana Dhamma, dana objek materi (amisa dana), dana berbentuk tenaga (paricaya dana), dan dana dalam bentuk pemberian tanpa rasa takut (abhaya dana).

Dana Dhamma dapat dilakukan dengan mengajar Dhamma, membabarkan Dhamma, menulis tentang Dhamma, menerbitkan buku-buku Dhamma, mencetak vcd/dvd Dhamma, dan memberi buku-buku atau vcd/dvd Dhamma.

Dana berbentuk materi (amisa dana) -- untuk mendukung para bhikkhu, berdana kepada orang miskin, orang yang terkena musibah bencana alam, dan sebagainya dalam bentuk uang, jubah, bunga, pakaian, makanan, air minum, obat, lilin, dan lainnya.

Dana dalam bentuk tenaga (paricaya dana) -- membantu dalam acara perayaan suci vihara, bergotong royong untuk membersihkan serokan, dan pemberian bantuan dalam bentuk tenaga lainnya.

Abhaya dana -- memberikan rasa aman dan nyaman kepada makhluk lain sehingga mereka tidak memiliki alasan untuk takut pada kita. Ini adalah nama lain untuk praktik cinta kasih (metta) dan didasarkan pada perilaku moral yang baik (sila).

Dari keempat dana yang disebut di atas, dana yang terbaik dan tertinggi adalah dana Dhamma. Hal ini disebabkan ajaran Buddha yang kita bagikan kepada orang lain dapat membantu kita terbebas dari penderitaan dan mencapai kebahagiaan sejati, yaitu Nibbana.

Semua pemberian dalam bentuk materi seiring dengan berjalannya waktu dapat berubah ataupun rusak (tidak kekal) tetapi pemberian Dhamma dapat meningkat saat kita mempraktikkannya. Dana Dhamma dapat bermanfaat pada kehidupan saat ini dan juga di kehidupan berikutnya.

Praktik Dhamma Dana tidak harus berceramah di Vihara. Memberikan nasihat kepada teman untuk berbuat baik adalah salah satu contoh Dhamma dana yang paling sederhana.

Pada era ini, untuk membagikan Dhamma sudah mudah yaitu dengan membagikan artikel Dhamma di media sosial sehingga lebih banyak orang yang dapat membaca artikel tersebut. Selanjutnya, bagi yang tertarik untuk memberikan Dhamma dapat bergabung ke dalam grup Mettasik Buddhis untuk menulis dan membagikan artikel Dhamma dan juga podcast Dhamma.

Sebelum berdana, penuhi kebutuhan para orang tua di rumah terlebih dahulu. Berbakti dan menjaga orang tua merupakan ladang yang paling subur bagi perumah tangga. Dana kepada orang tua kita dapat dilakukan dengan menyediakan waktu untuk bersama dengan mereka. Sering berkomunikasi dengan mereka dan membuat mereka merasa aman, nyaman, dan bahagia di dalam rumah.

Selanjutnya, berdana kepada anggota Sangha dapat memberikan manfaat sangat besar karena anggota Sangha yang membantu dan membimbing kita untuk belajar Dhamma setelah Buddha parinibbana. Berdana kepada Sangha yang merupakan ladang yang paling subur setelah berbakti kepada orang tua kita.

Vajiramedhi menceritakan, "Pada masa Buddha, ketika orang-orang berdana makanan kepada para bhiksu, mereka akan berdoa tumhehi dittadhammo homi (semoga saya menjadi bagian dari Dhamma yang sudah dicapai oleh Yang Ariya atau semoga saya mencapai Dhamma di sini dan pada saat kini, semoga saya merealisasi apapun Dhamma yang telah direalisasi oleh Yang Ariya."

Dana sebaiknya diberikan kepada orang yang layak menerima pada saat yang tepat dengan objek pemberian yang tepat. Setiap tindakan untuk berdana memiliki kamma yang baik, hanya saja, kammanya besar atau kecil saja.

Namun demikian, pada saat berdana ikuti kata hati, jika ada dorongan untuk berdana, berdanalah jangan menunda-nunda lagi kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa membeda-bedakan agama ataupun suku. Dana pada saat ini adalah yang sangat tepat dan berguna karena jika menunda dapat menghilangkan kesempatan yang baik untuk berdana.

Dhammapada syair 356, 357, 358, dan 359: "Rumput liar merusak kesuburan sawah atau lading; nafsu merupakan bencana bagi orang biasa; karena itu memberikan persembahan kepada mereka yang terbebas dari nafsu, kebencian, kebodohan, dan keserakahan akan memberikan buah yang melimpah."

Manfaat daripada apa yang didanakan dalam khotbah Samyutta Nikaya 1.42 (Kimdada Sutta) yang dijawab oleh Buddha kepada Dewa adalah:

"Memberikan makanan, adalah pemberi kekuatan; Memberikan pakaian, pemberi kecantikan; Memberikan kendaraan, pemberi kemudahan; Memberikan pelita, pemberi penglihatan; Memberikan tempat tinggal adalah pemberi segalanya; Tetapi seorang yang mengajarkan Dhamma adalah pemberi keabadian."

Dalam Aguttara Nikya 4:57 terdapat empat manfaat kebajikan dari berdana, khususnya berdana makanan, yaitu: "Memiliki umur panjang, wajah yang cantik atau tampan, kebahagiaan, dan kekuatan."

Penutup

Melalui praktik berdana yang rutin, umat Buddha dilatih untuk mengikis keserakahan dan melepaskan kemelekatan agar terbebas dari siklus kelahiran kembali. Supaya dana yang diberikan memberikan manfaat yang besar maka dana harus bersumber dari mata pencaharian yang benar dengan memberikan objek dana yang terbaik dan layak kepada penerima dana yang terbebas dari nafsu, kebencian, kebodohan, dan keserakahan pada waktu yang tepat.

Dana akan memberikan kebajikan dan kebaikan yang besar jika didanakan pada ladang yang subur. Dana kepada Sangha merupakan ladang yang paling subur setelah berbakti dan merawat orang tua dengan baik. Hal ini diibaratkan pada saat kita ingin bercocok tanam di ladang yang subur, akan memberikan hasil panen yang optimal.

Dengan rutin mempraktikkan kebajikan dapat meningkatkan kualitas batin yang sempurna dan mampu mendatangkan kebahagiaan yang baik pada kehidupan saat ini maupun pada kehidupan yang akan datang. Dengan berdana, umat Buddha tidak akan merasa kekurangan dan dengan usaha yang benar, rezeki akan datang melimpah dari berbagai penjuru sehingga mereka akan selalu merasa puas dengan apa yang dimiliki.

Dhamma dana merupakan dana yang terbaik dan tertinggi dari segala jenis dana karena dapat bermanfaat pada kehidupan sekarang dan juga dapat membebaskan kita dalam samsara.

Marilah kita bersama-sama menyeberang ke pantai seberang dengan berdana dan mempraktikkan berkata, berpikir dan berperilaku yang benar. Mari kita belajar Dhamma dan bertumbuh bersama Dhamma.

Semoga semua makhluk berbahagia. Sadhu, sadhu, sadhu.

**

Referensi:

Bhikkhu Bodhi, Jootla S. E., de Silva, L., Walshe, M.O'C., van Gorkom, N., Dhammapala, A., 2022. Dana Praktik Memberi: Berbagai Esai Pilihan. Jakarta: Yayasan Dhammavihari.

Dhammapada Atthakatha, 2012. Yogyakarta: Penerbit Insight.

Vajiramedhi, V., 2022. Nibbana dalam Kehidupan Sehari-hari: Kebahagiaan dalam Setiap Momen Kehidupan. Jakarta: Karaniya.

**

Medan, 12 September 2022
Penulis: Thomas Sumarsan Goh, Kompasianer Mettasik

Long Life Learning

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun