Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Waktu adalah Uang, tapi Masa Lalu Tidak Dapat Dibeli

11 September 2022   05:47 Diperbarui: 11 September 2022   06:25 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uang dan Waktu 

Uang bisa ditabung dan di deposito agar berbunga dan bertambah banyak. Uang juga bisa dijadikan sumber bisnis yang kadang-kadang menguntungkan (bertambah) dan bisa jadi merugikan (berkurang). Uang juga bisa dihabiskan begitu saja.

Sedangkan waktu tidak bisa dikurangi atau ditambah. Satu tahun 52 minggu, satu minggu 7 hari, satu hari 24 jam. Ini berlaku bagi semua makhluk hidup tanpa terkecuali dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dipakai atau tidak tidak dipakai, efektif atau tidak efektif, waktu tetap berlalu. Dengan adanya waktu ini, maka terjadilah masa lalu-masa sekarang- masa depan (past-present-future).

Pertanyaan berikutnya adalah manakah yang lebih penting, masa lalu, masa sekarang, atau masa depan? Yuk kita ikuti kisah berikut.

Adi (bukan nama sebenarnya), baru saja tamat dari perguruan tinggi jurusan management dan masih bingung mau melakukan apa! Dia selalu dibayangi oleh kata-kata ranjau masa kanak-kanak dari orangtuanya seperti kata "bodoh" dan kata-kata negatif lainnya.

Orang tuanya juga selalu membandingkan-bandingkan dirinya dengan anak lain, yang membuat kepercayaan dirinya hilang, sehingga di pikirannya selalu ada kata-kata seperti:

"Saya tidak akan mampu menyenangkan kedua orang tua saya."

"Saya tidak akan menjadi orang sukses"

"Apapun usaha saya, tetap gagal"

Pikiran seperti di atas terbentuk dari kata-kata kecaman dari orang tua, masa lalu yang masih terbayang-bayang sampai masa kini.

Suatu hari teman Adi mengajak dia ke salah satu Vihara dan mendengar wejangan Dhamma dari seorang Bhikkhu. Kata-kata Bhikkhu tersebut seperti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun