Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Segenggam Biji Lada di Kereta Api

23 Agustus 2022   10:46 Diperbarui: 23 Agustus 2022   10:53 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun lalu, jauh sebelum saya terpikir untuk bertahbis sebagai bhikkhu, saya bekerja sebagai penulis skenario lepas. Sehingga, memungkinkan bagi saya untuk menyelesaikan pekerjaan di mana saja. Apakah di rumah, kafe, rumah sakit, taman kota, serta termasuk ketika sedang di tengah perjalanan kereta api, seperti hari itu.

Sebelumnya, hari itu berlangsung biasa-biasa saja. Tidak ada kejadian yang signifikan. Saya sedang duduk sambil konsentrasi mengetik skenario di kereta api Gajahwong tujuan Yogyakarta. Karenanya, saya tidak begitu memerhatikan sekeliling. Akan tetapi, ketika hendak rehat sejenak, saya menyadari bahwa sepasang paruh baya yang duduk di hadapan sedang memerhatikan saya.

Sedikit canggung, saya memberikan sedikit senyuman kepada mereka.

"Lagi kerja, Dik?" tanya sang pria paruh baya sambil membalas senyum.

"Iya, ada beberapa naskah yang harus dikirim hari ini."

"Oh, memangnya kerja apa?" tanya sang wanita paruh baya.

"Penulis skenario."

"Oh, ya, ya, ya. Anak kami kalau masih hidup, sekarang kelihatannya seumur kamu," jelas sang pria paruh baya.

Mereka lalu bercerita mengenai bagaimana awalnya mereka menunggu-nunggu sang buah hati hingga bertahun-tahun. Namun, ternyata usianya tidak lama. Mereka sempat putus asa, tetapi akhirnya bisa menerima kenyataan bahwa kematian adalah sesuatu yang wajar menghampiri.

Semua orang pasti menghadapi kematian. Mereka pun tidak begitu berharap lagi untuk memiliki anak, yang paling penting adalah bisa berbuat baik untuk sisa hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun