Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Katering Kebajikan bagi Seorang Guru

23 Agustus 2022   05:21 Diperbarui: 23 Agustus 2022   05:28 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segera kutepis pikiran jelek itu dan kucoba konsentrasikan pikiranku untuk mengingat siapa namanya. Nah, seperti dugaan Anda, hanya terbersit inisial namanya saja dalam benakku, ha ha ha ...

"Maaf, Nak, Ibu tidak bisa mengingat nama lengkapmu, tetapi seingat Ibu namamu dimulai dengan huruf N, benar?"

Lagi-lagi tebakanku betul. Kalau ini lomba tebak-tebakan, aku bisa dapat nilai 50 nih, dan sepertinya aku semakin ahli dalam permainan tebak nama berhadiah, ha ha ha ...

"Wah, hebat, Bu! Setelah 25 tahun saya tamat SMA, Ibu masih bisa mengingat inisial nama saya!" teriaknya kesenangan.

"Jika seorang guru bisa mengingat muridnya, berarti murid tersebut termasuk kelompok khusus, dalam arti, murid yang paling baik, paling pandai, paling bandel, paling nakal, paling malas, paling sering ditegur, paling cerewet, dan seterusnya. Nah, kamu termasuk yang mana? Kamu jawab sendiri dalam hati ya, he he he. Ibu sekarang sedang giat menebar kebajikan untuk merangkul kebahagiaan dalam kehidupan, bukan menebar pesona untuk mendapatkan pujian, ha ha ha ...," jawabku sambil mengajaknya duduk di bangku panjang yang ada di dekat pintu gerbang sekolah.

Kami bercerita panjang lebar tentang karir, keluarga, teman-teman Novina. Ternyata dia melanjutkan usaha rumah makan orang tuanya. Dan sebagai seorang ibu yang baik, setiap hari dia juga memasak makanan yang sehat dan bergizi untuk keluarganya.

Aku percaya dengan hukum karma/hukum sebab dan akibat karena sudah mengalaminya sendiri. Aku pernah ditolong muridku yang sudah berprofesi sebagai dokter ketika aku sedang menderita sakit, dan sepertinya kebajikan yang kutebar sebagai guru selama 35 tahun kembali merangkul kebahagiaan dalam hidupku.

Aku menceritakan masalahku kepadanya dan menanyakan apakah dia bersedia menerima pesanan katering khusus untuk masakan sesuai dengan permintaan pelanggan.

"Sebenarnya saya tidak menjalankan usaha katering, Bu, tetapi khusus untuk Ibu saya bersedia memasakkannya, asalkan Ibu tidak keberatan makan masakan sederhana tapi sehat seperti yang saya masakkan untuk keluarga saya setiap harinya. Bagaimana, Bu?"

"Benarkah kamu bersedia, Novina?" tanyaku dengan antusias, seolah tak percaya dengan apa yang telah kudengar.

"Tentu benar, Bu. Mana berani saya berbohong kepada guru saya, ha ha ha," candanya pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun