Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cinta dan Benci Selalu Mencari

11 Agustus 2022   06:14 Diperbarui: 11 Agustus 2022   06:21 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta dan Benci Selalu Mencari (gambar: wallpaperbetter.com, diolah pribadi)

Ketika masih sekolah, saat memasuki aula atau ruangan besar yang penuh orang orang, kita cenderung mencari sahabat baik. Jika tidak menemukan sahabat baik, cukup cari teman yang yang lumayan dekat. Jika tidak ada, cari teman yang cukup enak diajak bercengkerama. Kalau sudah ketemu, segera kita mendekati untuk duduk dekatnya.

Selain mencari teman yang dekat, kita juga cenderung mencari musuh. Jika musuh tidak ada, orang yang tidak disukai pun menjadi sasaran berikutnya. Tidak lupa juga mencari orang yang menyebalkan. Tujuannya untuk menghindari mereka. Duduk jauh-jauh, sejauh-jauhnya.

Itu dahulu, sekarang di sosmed juga melakukan hal yang sama. Dengan istilah asingnya stalking, yang artinya menguntit. Diam-diam mencari orang yang kita taksir, mengintip apa yang dibagikan, mencari tahu yang ia lakukan.

Ingin tahu apakah ia sedang sedih, apakah sedang bahagia, apakah ia sudah punya pacar, pokoknya segala sesuatu tentang dia. Senang rasanya jika ia baik-baik saja, sedih kalau ia menderita.

Tetapi kalau sudah putus, entah karena apa alasannya. Diam-diam juga menguntit. Mencari tahu apakah si mantan atau orang yang dibenci sedang apa. Yang dicari tahu apakah ia menderita sekarang. Senang rasanya kalau tau dia menderita, mungkin sedikit kecewa kalau ia ternyata baik-baik saja.

Cinta akan mencari dengan harapan ia bahagia. Sebaliknya benci juga mencari, berharap dia menderita.

Tidak heran kalau ada pasangan suami istri, sering bertengkar. Tetapi kalau dipisahkan mereka saling merindukan, saling mencari, begitu bertemu bertengkar lagi. Pasangan yang saling mencari karena benci dan mungkin sedikit cinta. Kerinduan adalah penderitaan, pertengkaran juga penderitaan.

Ada juga pasangan yang rukun, jarang sekali bertengkar. Jika berpisah pasti mereka saling merindukan. Pasangan ini yang saling mencari karena cinta.

Cinta dan benci saling mencari, mencari karena melekat satu dengan lainnya. Melekat tidak saja karena cinta, tetapi juga karena benci.

Kemelekatan dalam bahasa Pali disebut sebagai Upadana, bukan saja keserakahan, tetapi juga kebencian. Baik keserakahan maupun kebencian melekat pada objek, selalu mencari objek, menggenggam objek, berusaha menguasai objek. Jika keserakahan mencari karena: ini milikku, sebaliknya kalau kebencian: ini diriku, ini aku yang dulu kau sakiti.

Kemelekatan bukan saja pada apa yang dirindukan, diinginkan, dikejar-kejar, tetapi juga pada yang dibenci, tidak disukai, keduanya membuat pikiran berusaha untuk selalu mencari, memburu dan menggenggam.

Dari kemelekatan timbul kesedihan,
dari kemelekatan timbul ketakutan;
bagi orang yang telah bebas dari kemelekatan,
tiada lagi kesedihan maupun ketakutan.

Dhammapada 214

**

Jakarta, 11 Agustus 2022
Penulis: Jayanto Chua, Kompasianer Mettasik

Programmer | Penulis Buku | Praktisi Meditasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun