Selanjutnya, para Pandita terbagi lagi menjadi tiga tingkatan, yakni;
- Anu Pandita/Pandita Anom/Pandita Muda. Setelah lima tahun bertugas dengan baik menjalankan kepanditaannya, mereka dapat naik jenjang ketingkat yang lebih tinggi levelnya, yakni;
- Pandita Madya, tingkatan Menengah. Pada level ini, seorang Pandita dianggap telah banyak pengalaman dalam melaksanakan tugas-tugas kepanditaannya dan lebih memahami ajaran Buddha.
- Pandita penuh dengan bekal pengalaman yang lebih banyak. Tingkatannya sudah senior. Biasa juga disebut atau bergelar Pandita Utama atau Maha Pandita.
Setelah kita mengenal kategori dari umat Buddha, selanjutnya sesuai dengan judul tulisan ini, penulis ingin menjelaskan pembagian kelompok Umat Buddha berdasarkan kehidupan sehari-harinya.
1. Umat Buddha Statistik.
Lazim disebut dengan Umat Buddha KTP. Mereka tidak memahami ajaran Buddha, tidak menjalankan ritual atau upacara keagamaan. Baik di rumah maupun di tempat ibadah.
2. Umat Buddha Tradisional.
Umat Buddha yang dalam kehidupan sehari-harinya menjalankan ritual layaknya umat Buddha pada umumnya. Namun, mereka tidak terlalu memahami esensi ajaran Buddha.
Ritual yang mereka laksanakan hanya dianggap sebagai rutinitas/kebiasaan semata. Terkadang ada juga yang memanggil mereka dengan umat Buddha "Cung-Cung-Clep." Mengacung-acungkan dupa/ hio lalu menancapkannya di tempat dupa.
Mereka hanya ke Vihara pada waktu-waktu tertentu saja. Misalkan saat hari Uposatha (bulan gelap dan purnama). Atau bilamana Vihara, Kelenteng/ Bionya berulang tahun, atau acara ultah para Dewa.
3. Umat Buddha Intelektual.
Yakni umat Buddha yang memahami ajaran Buddha, berpendidikan dan/atau belajar agama Buddha dari Sekolah, Vihara, atau melalui Pendidikan informal lainnya.
Biasanya mereka rutin melakukan Pujabhakti dalam keseharian. Namun disertai pemahaman yang benar tentang esensi dari ajaran Buddhisme. Alias tidak sekadar membaca paritta atau datang ke vihara saja.
Nah, setelah membaca pembagian kategori ini, umat Buddha yang manakah diri Anda? Jika Anda masih masuk dalam kategori satu (1) dan dua (2) maka Anda masih memiliki banyak pekerjaan rumah.
Ajaran Buddha adalah ajaran universal. Tidak ada doktrinisasi tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh diperbuat. Semuanya harus melalui pemahaman yang mendalam dari setiap pribadi.
Ajaran Buddha juga tidak berpegang pada prinsip jaminan. Menjadi Buddhis, tidak serta merta menjamin tiket masuk surga. Menjadi seorang Buddhis yang baik, praktik kebajikan harus turut menyerta.