Salam Mettasik
Berbagi Kebahagian dengan Cara yang Asyik
Jumat, 5 Agustus 2022
Sepekan telah berlalu, sewindu terasa sudah. Jargon ini (mungkin) berlaku bagi mereka yang telah mengikuti blog competition "Perubahan itu Pasti, Kebajikan Harga Mati".
Penasaran ya? Siapa sih yang juara. Sabar ya, masih ada waktu seminggu lagi hingga kompetisi ini resmi berakhir pada 12 Agustus nanti.
Bagi para promotor kebaikan, kompetisi ini bukan hanya sekadar ajang mencari pemenang. Menyebarkan kebaikan adalah sesuatu yang asyik. Berbagi kisah inspiratif, gagasan unik, dan pengalaman yang unik. Benar gak ya?
Paling tidak itu yang kami rasakan. Membaca tulisan-tulisan yang masuk, sungguh sebuah kebahagiaan bagi kami. Termasuk di dalamnya ada rasa trenyuh, bahwa di tengah dunia yang penuh perubahan ini, kebajikan masih menjadi sebuah harga yang pasti.
Memasuki pekan kedua blog competition yang diselenggarakan oleh Mettasik bersama Maybank Finance ini, sudah 84 tulisan yang terkumpul. Penulis yang berkontribusi pun semakin banyak. Sudah 61 peserta.
Jika sebelumnya pada pekan pertama, gagasan dan opini tentang kebajikan masih mendominasi, artikel yang terkumpul pada pekan kedua ini lebih banyak mengulik tentang kisah inspiratif dari makna kebajikan.
Beberapa Kompasianer mengisahkan tentang arti dari kebajikan dalam dunia nyata. Seperti kisah tentang Toni Yunizar, pegiat sosial Hutan Mangrove di Kawasan Petengoran. Demikian pula kisah sederhana dari Siti Khusnul Khotimah, yang mengisahkan kebajikan dari seorang ibu penjaga warung, dalam artikelnya yang berjudul, "Lentera Hidup itu Bernama Kebajikan."
Lalu ada juga kisah dari Yunita Kristanti N I. Sang pemerhati Anak Berketubuhan Khusus (ABK) ini menceritakan tentang bagaiamana dirinya belajar mengenai arti kebajikan yang ia dapatkan dari anak-anak ABK di sekitarnya. Simak kisahnya pada tulisan, "Rasa Syukur Itu Mengarahkan Jalan untuk Bertemu Cinta Mereka."
Manusia memang dilahirkan dengan bekal kebajikan, tapi terkadang harus ada faktor esksternal sebagai pendorong. Dengan kata lain, kebajikan itu menular. Hidup bersama dengan orang baik, menerima dan memberikan kebajikan kepada sesama adalah sebuah "Berkah Utama."
Sebagaimana kisah yang menyentuh hati dari Yuli Anita dalam tulisannya. "Gusti Allah Iku Sugih, Sebuah Nasihat Kebajikan dari Ibuk." Demikian juga karya Siska Artati dalam tulisan "Kebaikan dari Rasa Tulus dan Percaya"
Untuk itu, janganlah pernah berhenti untuk berbuat kebajikan. Jadilah promotor kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang sudah dilakukan oleh I Ketut Suweca dalam tulisannya, "Sudahkah Anda Berbuat Baik Hari Ini?" atau saran dari Lydia Grace Florentina yang berjudul, "Tiga Kebajikan Kecil yang Dapat Kita Lakukan Setiap Hari."
Bagi Kompasianer, bisa mulai dengan mengikuti kompetisi ini.
Nah, asyik bukan?
Memasuki pekan kedua ini, para juri telah mulai mengidentifikasi semua tulisan yang sudah diunggah. Setiap tulisan yang telah dibaca akan ditandai dengan pemberian vote dan komentar dalam bentuk ucapan terima kasih.
Jadi, Kompasianer yang sudah menyertakan tulisan dan belum ada tanggapan dari Min Mettasik, mohon agar dapat menghubungi kami kembali melalui fitur chat di Kompasiana.
Bagi teman-teman Kompasianer yang belum ikut lomba, jangan tunda lagi. Masih ada waktu sepekan lagi. Selain memiliki kesempatan untuk memenangkan hadiah menawan dari Maybank Finance, para Kompasianer juga bisa menambah karma-karma baik dalam kehidupan dengan menadi promotor kebajikan.
Bagi yang ingin membaca tulisan-tulisan yang telah terkumpul hingga pekan kedua kompetisi menulis ini, monggo klik di sini.Â
Tunggu apa lagi? Yuk nulis!
**
Salam Metta
Min Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H