Alam telah mengajarkan menanam dulu baru menuai. Menanam adalah kebaikan, benih yang baik adalah ketulusan. Menanam benih yang bagus menuai buah yang bagus. Â Ketulusan dan kebaikan buahnya pasti manis.
Bolt tidak memetik buah manisnya hari itu juga. Benihnya telah ditanam, namun hasilnya tidak langsung berbuah. Ini tidak berarti benih ketulusan yang telah ditanam tidak pasti berbuah manis.
Belajar dari alam, ada benih yang berbuah cepat dan ada yang lambat. Bukankah pepaya lebih cepat berbuah dibanding mangga? Satu hal yang pasti, benih yang telah ditanam dan dirawat akan berbuah. Tidak ada benih, sudah pasti tidak ada buah. Kebaikan dengan ketulusan berbuah manis pada waktunya.
Bukan hanya membukakan pintu emas kesempatan, kebaikan dengan ketulusan menghadirkan kebahagiaan. Â Kebaikan meringankan penderitaan orang lain, menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi, memberikan jalan keluar, melayani kebutuhan orang banyak, dan lain sebagainya.
Ucapan terima kasih dan senyum lega yang terpancar dari wajah orang yang dibantu menyentuh benih-benih kebahagiaan. Suka cita yang dirasakan sangat nyata dan langsung.Â
Kebaikan dengan ketulusan adalah benih baik penghasil daya kebajikan. Perjalanan spiritual menuju pembebasan sejati, yaitu membebaskan diri dari samsara semata-mata demi membebaskan makhluk lain dari samsara, ditopang oleh daya kebajikan dan daya kebijaksanaan.
Daya kebajikan menghasilkan kelahiran yang baik di alam tempat Buddha Dharma eksis. Daya kebijaksanaan menghasilkan kapasitas batin yang tertarik kepada, memahami, dan mempraktikkan ajaran dengan tepat.
Kesenangan dari mendapatkan barang yang diidamkan adalah suatu kebahagiaan. Perasaan senang setelah melakukan suatu kebaikan juga kebahagiaan.
Yang pertama bersumber dari mendapatkan, yang kedua adalah dampak dari memberi. Dua-duanya terikat dengan karakteristik kehidupan, yaitu ketidakkekalan.
Barang yang didapat akan berubah; tidak lagi baru, ketinggalan zaman, rusak, atau hilang. Kebaikan yang pernah diberikan telah berlalu, bahkan mungkin dilupakan, tetapi berdampak lama.
Di antara dua itu, kebahagiaan yang dihasilkan dari suatu kebaikan lebih layak untuk sering-sering dilakukan.