Keserakahan bukan diukur dari berapa besar yang bisa diperoleh, tapi berapa besar yang bersedia dikeluarkan dengan tulus untuk membantu sesama, lingkungan dan Buddha Dharma.
Bila dalam kehidupan yang lalu seseorang memiliki timbunan karma baik dalam berdana, menolong orang yang kekurangan maka tentunya dalam kehidupan ini ia akan menuai hasil karma tersebut dengan kemudahan mendapat rezeki, berpotensi menjadi kaya raya.
Dengan demikian, mengatakan orang yang berpotensi mendapatkan uang yang berlimpah adalah serakah itu tidaklah tepat. Namun bila orang tersebut kikir dengan kekayaan yang dimilikinya, tidak mau menolong mereka yang sedang membutuhkan, tidak terbuka hati dan pikirannya melihat penderitaan orang yang perlu dibantu, hanya memikirkan diri sendiri, dan menimbun kekayaan yang dimilikinya maka perilaku seperti ini bisa dikategorikan serakah.
Kemelekatan tidak harus berbanding lurus dengan jumlah materi yang kita miliki. Seseorang yang memiliki hanya sehelai pakaian bisa jadi sangat takut kehilangan milik satu-satunya.
Menyadari sepenuhnya bahwa hidup adalah perubahan, tidak kekal dan tanpa aku tentunya bisa menyadarkan ketidakmelekatan. Walaupun ini perlu latihan dan olah batin.
Hidup tenang menjadi dambaan banyak orang. Ketenangan hidup tidak bisa diidentikkan dengan ketidakadaan materi, bahkan kekurangan materi bisa membuat kehidupan tidak tenang. Menjalankan kehidupan di jaman sekarang memerlukan materi, bahkan termasuk dalam menjalan ibadah.
Menjalankan hidup memerlukan sumber pendapatan, mendapatkan sumber pendapatan dipengaruhi oleh ketrampilan yang dimiliki, keuletan dalam bekerja, luasnya pengetahuan, besarnya koneksi, semangat pantang menyerah, dan kemampuan melihat peluang.
Kombinasi dari elemen-elemen juga dukungan karma sebelumnya sangat menentukan keberhasilan dan berapa "kerasnya" seseorang bekerja. Kadang perlu waktu yang cukup panjang untuk berhasil, kadang waktu yang cukup pendek. Berjuang untuk keberhasilan tidak selalu menjadi budak uang, tidak berjuang dengan sungguh-sungguh juga bisa mengakibatkan kekurangan dalam hidup.
Sering kita jumpai orang-orang yang "bersembunyi" dan menjadikan ajaran Buddha sebagai tameng untuk tidak melakukan yang bisa jadi lebih "nyaman" dengan mengatakan tidak mau serakah, melekat, dan ingin hidup tenang menjadikan alasan untuk tidak berbuat.
Pertanyaannya apakah yang bersangkutan sedang berusaha Tidak Melekat atau Mudah Menyerah....??? Sejujurnya... hanya dia yang tahu.
**