Dari contoh-contoh tersebut, apakah itu yang disebut "karma kelompok" atau "karma bersama" atau "karma kolektif"?
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan "kolektif" sebagai "secara bersama atau secara gabungan". Dengan demikian, karma kelompok atau karma bersama atau karma kolektif dapat diartikan sebagai karma secara bersama atau secara gabungan.
"Karma" (bahasa Sansekerta) atau "kamma" (bahasa Pali) berarti "perbuatan" atau "tindakan" atau "aksi". Karma merupakan sebab yang akan menghasilkan buah atau akibat di waktu kemudian.
Buah atau akibat karma bisa muncul dalam waktu cepat, bisa juga membutuhkan durasi yang lebih lama. Bisa dalam satu kehidupan, namun bisa juga lebih dari satu kehidupan.
Jika ditelisik, apa yang dialami oleh lebih dari satu orang secara bersama itu sebetulnya adalah buah atau akibat dari karma yang pernah dilakukan secara bersama sebelumnya. Mereka dikatakan memiliki kesamaan karma.
Ketika seseorang terlahir di satu keluarga, ia memiliki kesamaan karma dengan anggota-anggota lain di dalam keluarga tersebut. Karena ia dan keluarganya merupakan bagian dari satu masyarakat, ia dan keluarganya memiliki kesamaan karma dengan anggota-anggota lain di dalam masyarakat tersebut.
Kesamaan karma seperti itu bisa diperluas menjadi kesamaan karma sebagai bangsa yang sama. Juga sebagai penduduk suatu kawasan atau benua tertentu. Bahkan juga sebagai manusia di muka bumi ini.
Kesimpulannya, kesamaan karma sebelumnya telah membuat kesamaan dalam kehidupan ini, dari keluarga yang sama hingga kepada sesama manusia yang hidup di atas bumi ini. Semua pertemuan, perkumpulan, dan kejadian sama yang dialami oleh berbagai orang, terjadi karena kesamaan karma yang pernah dilakukan sebelumnya.
Meskipun ada kesamaan karma antar makhluk, namun karma tetap merupakan sesuatu yang bersifat individual atau pribadi. Sebagaimana kutipan dari paritta Abhinhapaccavekkhana Patha, yang berisi ajaran Buddha tentang perenungan yang seharusnya kerap kali setiap orang lakukan:
"......... Diri kita masing-masing merupakan pemilik perbuatan kita sendiri, mewarisi perbuatan kita sendiri, terlahir dari perbuatan kita sendiri, berhubungan kerabat dengan perbuatan kita sendiri, tergantung kepada perbuatan kita sendiri. Semua perbuatan yang kita masing-masing lakukan, yang baik maupun yang buruk; perbuatan itulah yang akan kita masing-masing warisi. ........."
Oleh karena itu, tidak ada seorang pun bisa berbahagia atau menderita karena karma orang lain. Tidak ada seorang pun yang bisa mendapat manfaat atau kerugian dari karma yang bukan dilakukan oleh dirinya.