Tapi perasaan kesal itu kemudian menghilang. Diganti dengan sebuah tekad pada saat mulai merajut lagi. "Saya harus selalu sadar (aware) dalam melakukan apapun." Kesalahan ini dibayar dengan harga yang sepadan.
Setelah selesai, Nenek memegang kedua pipiku dan berpesan, "ingat baik-baik, menjalani kehidupan seperti merajut. Hanya saja yang kita jalin bukan benang, tapi pikiran, ucapan dan perbuatan. Pastikan ketiga hal itu bajik lalu sisipkan doa dan kasih sayang. Niscaya hidupmu akan menjadi maha karya yang sangat indah."
Warisan berharga ini, "Merajut benang kehidupan dengan doa dan kasih sayang" telah terpahat indah dalam batinku.
**
Bandung, 26 Juni 2022
Penulis: Yasodha Dei untuk Kompasianer Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H