Bunga melati bertebaran di altar Vihara
Harum semerbak aromanya
Empat puluh tahun telah berlalu
Seorang Bhikkhu muda lembut penuh kasih
Mengenakan jubah kuning berdiri di sampingku
Di depan altar Metta Vihara
Berbicara lembut penuh kasih
Bagaikan seorang kakak
Memberi petunjuk dan pesan bijak untuk memilih jalan kesucian
Namun aku tak mampu mengikutinya
Tak bisa memenuhi keinginannya
Aku lebih tertarik hiruk pikuk kehidupan duniawi
Dimakan ikan hiu
Perumpamaan jalan yang kupilih
Melati bertebaran di altar, mengingatkan aku akan sapaan lembut beliau pagi itu.
Di sekelilingku bertebaran melati-melati
Yang membuatku terbuai dengan kesenangan duniawi
Akhirnya satu melati kupilih sebagai pendamping hidupku
Liku liku kehidupan dilalui
Lebih dari tiga puluh tahun mengarungi dan mendampingi hidupku dalam kebersamaan membina kehidupan rumah tangga.
Bersama mengabdi, melayani, mengembangkan
Metta Vihara
Dari sebuah gudang hingga sekarang telah berdiri
Sebuah bangunan yang kokoh dan indah Metta Vihara yang kucinta.
Waktu terus berlari, usia merambat, beliau tampak anggun dalam membabarkan Dhamma
Walau sudah nampak tua
Dimakan usia
Namun tiada henti tetap bersemangat
Lama tak jumpa beliau
Hatiku bahagia mendengar suara lembut penuh kasih, membabarkan Dhamma ajaran kebenaran melalui layar kaca.
Semoga Bhante sehat, berbahagia, tercapai cita luhur terbebas dari Dukkha.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
**
Tegal, 14 Juni 2022
Penulis: Suriya Dhammo Lie untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H