Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Taklukkan Derita dengan Dana, Sila, Samadhi, dan Panna

13 Juni 2022   06:54 Diperbarui: 13 Juni 2022   06:57 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, mettasik, hoey beng

Sekarang ini PPKM Level 1 mulai diterapkan lagi pada berbagai daerah. Artinya WFO (Work from Office) bisa dengan kapasitas 100%. Pusat perbelanjaan atau mal juga dapat di buka dengan kapasitas maksimal 100%. Namun kita tidak tahu berapa lama kondisi relatif tenang ini akan berlanjut. Kehidupan tidak pasti. 

Perang Rusia-Ukraina perlahan dan pasti akan membawa dampak negatif bagi perekonomian dunia. Perang dunia III bisa terjadi setiap saat. Ditambah lagi penyakit cacar monyet mulai muncul dan menyebar ke sejumlah negara.

Lantas bagaimana kita menghadapi kondisi yang serba tidak pasti ini? Tidak ada cara lain selain kita perbanyak berbuat baik dan menyiapkan mental yang tangguh. Perbuatan baik dan sikap mental yang perlu dilakukan dan dikembangkan antara lain:

Rasa Keterdesakan (Samvega)

Rasa keterdesakan (sense of urgency) perlu dikembangkan dengan memahami sifat dasar kehidupan adalah anicca, dukkha, dan anatta.

Pada saat banyak orang terinfeksi corona semua merasa cemas dan takut tertular. Setiap hari rajin baca paritta terutama Ratana Sutta dan bermeditasi. Banyak Vihara dan organisasi mengadakan baca paritta secara online termasuk untuk mereka yang sakit. Setelah wabah mulai mereda, kegiatan pun di luar agenda.

Pembacaan paritta di rumah pun tidak rajin dan semangat seperti dulu. Seharusnya kita perlu membangkitkan rasa keterdesakan dalam diri kita agar dapat terus melanjutkan perbuatan baik yang telah dilakukan. Kita tidak tahu bencana apa yang akan terjadi di masa mendatang. Kehidupan adalah tidak pasti.

Dana

Jauh sebelum pandemi terjadi sahabat saya tersebut sudah rutin melakukan fangsheng. Walaupun hidup sederhana beliau selalu menyisihkan penghasilannya untuk melakukan fangsheng. Pada saat sakit beliau tetap fangsheng dengan meminta adik dan ponakan mewakili beliau. Kekuatan dana kehidupan yang telah beliau lakukan berbuah pada saat yang tepat. Beliau sembuh dan selamat dari kematian.

Berdana tidak terbatas pada fangsheng. Salah satu dana yang memberikan hasil berlimpah adalah berdana pada Sangha. Bila ada waktu dan kesempatan berdanalah pada Sangha. Pada saat berdana pada Sangha ucapkan: "Bhante, Saghassa dema". "Bhante, kami danakan kepada Sangha". Kita dapat ucapkan dalam bahasa Indonesia apabila tidak ingat bahasa Pali.

Ada tulisan tentang dana di Instagram yang bagus. "Dana, Dana, Dana, dan Dana. Lagi, lagi, lagi, dan lagi. Ia Berbahagia senantiasa. Yang berdana Lagi dan Lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun