Tapi, ibuku bisa. Ia melahirkanku dengan tenaganya sendiri, tanpa adanya bantuan dan pengobatan modern. Semua hanya alat tradisional seadanya. Konon untuk memotong tali pusarku, ia hanya menggunakan sebilah sembilu. Obat antiseptiknya adalah kunyit yang di parut. Tidak ada obat yang diminum oleh ibuku, kecuali madu hangat. Boro-boro ada betadine atau sejenisnya.
Obat luka jalan lahirnya adalah kunyit parut yang dihangatkan,
Tidak ada yang namanya jahit jahitan, semua ya sembuh alami. Ngeri ngeri, serem bukan? Sungguh ibuku memang super
Merenungi semua itu, pada setiap tanggal kelahiranku, rasanya aku tidak ingin merayakannya dengan mewah. Tidak ada jamuan makan, kue tar, atau kemewahan-kemewahan lainnya. Selain memang gak punya, hehehe.
Aku melakukan perenungan betapa menderitanya seorang ibu pada masa ia melahirkan. Namun di tengah kesulitan, ia selalu mengusahakan yang terbaik untuk membahagiakan putra-putrinya.
Aku bersyukur atas anugrah yang aku nikmati di semesta raya ini. Aku bersyukur atas kasih sayang orangtuaku yang berlimpah.
Aku berpikir seharusnya hari ulang tahun bukanlah untuk merayakan kebahagiaan diri, Namun didedikasikan untuk menghormati dan menghargai jasa kedua orangtuaku, khusunya ibu.
Seyogyanya, aku memberi hadiah untuk mereka. Itu sih yang ada dalam pikiranku. Kalau orang lain punya cara dan pendapat berbeda itu sah-sah saja, karena kita semua punya cara tersendiri untuk menghormati orangtua dan menyampaikan rasa bahagia atas apa yang kita nikmati di dunia.
Semoga hari ini saya mendapatkan pencerahan. Sebab akibat adalah hukum alam. Aku adalah bentukan karmaku, dan aku bersyukur karenanya. Hingga hari ini, di usiaku yang semakin lanjut, saya masih bisa bernafas untuk selalu menanam biji-biji kebaikan dalam hidup ini.
Terima kasih ayah, terima kasih ibu. Tanpa kalian, dunia ini mungkin tak akan kujalani. Tanpa kalian, lautan ini mungkin tak akan kuseberangi. Semoga kalian berdua selalu berbagahia, di sini, di sana, dan di mana-mana.
**
Lampung 6 Juni 2022
Penulis: Lusy Maitri Kalyana untuk Grup Penulis Mettasik