Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ternyata Tidak Cukup Hanya Semangat untuk Mewujudkan Asa

3 Juni 2022   04:29 Diperbarui: 3 Juni 2022   04:31 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ternyata Tidak Cukup Hanya Semangat untuk Mewujudkan Asa (scgshow.com, diolah pribadi)

Terlahir dari keluarga besar dengan sebelas bersaudara, tentu membutuhkan sebuah perjuangan yang ekstra. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah terbiasa bekerja membantu orangtua.

Rutinitas mulai dari bangun pagi, sekolah, hingga menjelang malam hari. Kegiatan sehari-hari harus diatur dengan baik, karena selain mempunyai peternakan ayam yang jumlahnya ribuan ekor, ada binatang peliharaan lainnya yang memerlukan perhatian lebih.

Istilah kerennya bagaimana manajemen waktu dan operasional dikelola dengan baik. Almarhum papa saya, seorang pedagang di pasar yang tentu saja harus berangkat pagi-pagi dan pulang malam hari. Otomatis untuk urusan yang terjadi di rumah, menjadi urusan mama dan anak-anaknya.

Memang bukan perkara mudah untuk urusan ini, apalagi dengan banyak orang di dalam rumah. Selisih pendapat, sedikit mengarah keributan itu merupakan hal biasa, namun pada akhirnya tetap damai karena bersaudara.

Tamat dari sekolah menengah atas, merupakan tantangan yang cukup berat. Sebagai anak kedelapan, di belakang saya masih ada empat orang adik yang memerlukan dukungan lebih.

Untuk pendaftaran dan ujian masuk perguruan tinggi harus mengurus sendiri. Mencari informasi dan termasuk memutuskan jurusan mana yang akan diambil. Memang berat, namun demi mewujudkan mimpi, harus melalui semua hal tersebut.

Lolos dari ujian saringan masuk, masih belum selesai urusan. Uang tabungan hanya cukup untuk kebutuhan empat semester. Diskusi dengan kakak, menemukan solusi dan ada peluang. Salah satu perusahaan tekstil di Jakarta membutuhkan tenaga akuntansi.

Lagi-lagi, butuh perjuangan ekstra keras. Lulus dari sekolah menengah atas jurusan IPA, harus mengikuti tes masuk kerja untuk tenaga akuntansi. Tidak pantang menyerah, dengan batas waktu yang sempit harus belajar dan bagaimana menghadapi tes masuk kerja. Ada perjuangan ada hasil, memperoleh pekerjaan tepat pada hari pertama kuliah.

Kuliah sambil bekerja, merupakan hal yang cukup berat. Harus mampu mengatur irama kerja, belajar, pengaturan uang untuk sehari-hari, pembayaran kuliah dan membayar untuk indekos. Menjalani hidup dengan ketat dan hati-hati dalam pengeluaran.

Kondisi demikian menjadikan tekad saya semakin kuat. Tantangan masa depan akan semakin berat, setelah lulus kuliah harus melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. Bagi saya, hal ini merupakan cita-cita yang terlampau muluk. Untuk sehari-hari saja perlu berjuang sekuat tenaga agar dapat menjalani kehidupan dengan baik.

Ketika pengumuman kelulusan, kampus menyebutkan nama saya sebagai penerima beasiswa. Hampir tidak percaya, karena satu angkatan ada ribuan mahasiswa. Karena saya menyadari, sejak pertama masuk perkuliahan hingga tamat kuliah selalu terlambat masuk kelas.

Bukan bintang kelas dan tidak memiliki keistimewaan. Hanya sekedar mengikuti aliran dan menerapkan nilai-nilai bagi seorang pembelajar. Apakah ini hanya akibat dari kerja keras? Ataukah ada faktor-faktor lain sehingga harapan tercapai?

Ada satu hal yang saya ingat, meskipun kesulitan, jangan pernah meminta. Selalu melakukan kebajikan dan ingat akan bakti terhadap orang tua. Pada saat senggang, tidak pernah lupa untuk kembali ke kampung halaman. Sekedar menjenguk orang tua dan memberikan perhatian.

Sempatkan waktu untuk menjalankan ibadah rutin dan aktivitas sosial lainnya. Ternyata hasil yang tidak terduga, tidaklah cukup dengan semangat saja, lebih dari itu harus menjalankan praktik kemurahan hati.

Semangat diperlukan, namun tindakan adalah yang utama. Persisten, komitmen, integritas, konsisten dan tekun harus dijalankan. Mewujudkan asa bukan hanya semangat yang dibutuhkan, lebih dari itu.

Mari terus berjuang, jangan lupa melakukan kebajikan. Jangan pernah meremehkan, sekecil apapun kebajikan yang dilakukan. Percayalah sebanyak apa yang kita perbuat, sebanyak itulah hasil yang akan kita dapat.

**

Tangerang, 3 Juni 2022
Penulis: Suhendra untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik,suhendra
dokpri, mettasik,suhendra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun