Ketika pengumuman kelulusan, kampus menyebutkan nama saya sebagai penerima beasiswa. Hampir tidak percaya, karena satu angkatan ada ribuan mahasiswa. Karena saya menyadari, sejak pertama masuk perkuliahan hingga tamat kuliah selalu terlambat masuk kelas.
Bukan bintang kelas dan tidak memiliki keistimewaan. Hanya sekedar mengikuti aliran dan menerapkan nilai-nilai bagi seorang pembelajar. Apakah ini hanya akibat dari kerja keras? Ataukah ada faktor-faktor lain sehingga harapan tercapai?
Ada satu hal yang saya ingat, meskipun kesulitan, jangan pernah meminta. Selalu melakukan kebajikan dan ingat akan bakti terhadap orang tua. Pada saat senggang, tidak pernah lupa untuk kembali ke kampung halaman. Sekedar menjenguk orang tua dan memberikan perhatian.
Sempatkan waktu untuk menjalankan ibadah rutin dan aktivitas sosial lainnya. Ternyata hasil yang tidak terduga, tidaklah cukup dengan semangat saja, lebih dari itu harus menjalankan praktik kemurahan hati.
Semangat diperlukan, namun tindakan adalah yang utama. Persisten, komitmen, integritas, konsisten dan tekun harus dijalankan. Mewujudkan asa bukan hanya semangat yang dibutuhkan, lebih dari itu.
Mari terus berjuang, jangan lupa melakukan kebajikan. Jangan pernah meremehkan, sekecil apapun kebajikan yang dilakukan. Percayalah sebanyak apa yang kita perbuat, sebanyak itulah hasil yang akan kita dapat.
**
Tangerang, 3 Juni 2022
Penulis: Suhendra untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H