Mereka membujuk; "Bagaimana mungkin, kita adalah macan dan dia adalah rusa. Kita tidak mungkin menjadi keluarga."
Sang ibu macan lanjut menjawab dengan tegas; "Dahulu saya berpikir demikian tetapi saya merasakan hal yang berbeda. Saya merasakan cinta kasih di antara kami."
Karena tidak puas, maka kawanan macan melihat satu sama lainnya sebagai isyarat untuk menyerang si ibu macan. Demi makanan yang ia simpan sendiri.
Dengan sekuat tenaga dan penuh pertahanan, si ibu macan bertahan. Ia rela berkorban demi si anak rusa tersebut. Sang ibu macan menjadi nekat, ia sekarang sudah menganggap rusa itu adalah anaknya sendiri.
Ketika sang anak rusa melihat "ibunya" terluka, ia menjadi sangat terharu. Tetapi demi keselamatannya, ia pun melarikan diri.
Dan hal mengejutkan terjadi. Entah dari mana datangnya, banyak kawanan rusa jantan yang perkasa dengan tanduk yang besar menghampiri si anak rusa.
Setelah melindungi anak rusa, dengan gerakan teratur, berbondong-bondong mereka menghampiri kawanan macan. Mereka mencoba menyerang kawanan macan dan menyelamatkan macan yang terluka.
Melihat banyaknya bala bantuan yang datang, kawanan macan menjadi dan lari tunggang-langgang.
Ibu macan mengalami luka yang cukup parah. Dia mencoba berdiri dengan tegar tetapi tetap sangat lemah akibat perkelahian hidup mati yang baru saja ia alami.
Setelah situasi aman, rusa kecil menghampiri macan itu dan berkata;
"Saya sekarang tau kalau kamu adalah seekor macan yang selalu berburu rusa sebagai santapan. Tetapi selama ini kamu tidak pernah menyakiti diriku bahkan sehelai bulu. Saya merasakan cinta kasihmu sebagai ibu sendiri dan saya akan selalu berpikir demikian."