Turun dari kendaraan, seorang siswa bertanya "Miss, kita tinggal disini?", dan ada yang khawatir "Malam ada listrik kan ya?", juga ada yang panik "Miss lho, kok gak ada signal!!!"
Ya, itu adalah suasana saat siswa-siswi kelas 3 SMP Sekolah Narada pertama kali menginjakkan kakinya di desa Gunung Kelir.
Gunung Kelir, desa cantik di kabupaten Kulonprogo, daerah Yogyakarta, berbatasan dengan Purworejo.
Konon dulu disana ada lereng dengan tebing tinggi berwarna putih yang curam hingga ke dasar jurang, menyerupai kelir, sebuah bidang latar/layar yang dipakai pada pertunjukan wayang. Â Mata pencaharian penduduk desa beragam, ada yang beternak kambing, bertani, dan membuat gula aren.
Desa ini selalu menjadi tempat siswa SMP kami menjalankan Live-in Program, kegiatan dimana para siswa tinggal dan berbaur dengan penduduk desa. Ya, mereka benar-benar berbaur dan menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari para penduduk desa.Â
Biasanya dua siswa akan menempati satu rumah yang sama, mereka menjadi "Anak" di keluarga tersebut selama program Live-in.Â
Jika keluarga yang mereka tempati adalah peternak kambing, maka mereka akan belajar bagaimana memberi makan kambing, membersihkan kandang, dan mencari rumput untuk makan kambing peliharaannya.
Jangan ditanya kakunya mereka memegang sabit saat merumput, dan menebas daun singkong karet, namun ibu dan bapak angkat dengan sabar mengajari mereka ilmu baru tersebut. Ya, ini benar-benar ilmu baru bagi para siswa.
Memberi makan kambing adalah hal mudah dan menyenangkan, tapi berdiri di kandang kambing yang basah sesudah hujan adalah cerita yang berbeda. kami pernah disibukkan karena seorang siswa jatuh dan terkilir di kandang kambing.Â