Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Resep Cespleng Mengakhiri Konflik

18 Mei 2022   08:18 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:26 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia dikejutkan oleh serangan invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak tanggal 24 Februari 2022. Memasuki bulan kedua, belum ada tanda-tanda pasti kapan perang akan berakhir.

Ada berbagai alasan yang coba ditelisik oleh publik tentang penyebab terjadinya perang tersebut. Ada yang berpendapat karena Rusia ingin membantu warga Ukraina Timur yang telah menyatakan diri merdeka dari Ukraina. Wilayah di Ukraina Timur tersebut adalah Donbass (Luhanks dan Donetsk) yang pro Rusia.

Alasan lain yang beredar menyebutkan bahwa Rusia mempermasalahkan keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Rusia kuatir nantinya NATO akan membawa persenjataan mereka ke perbatasan Ukraina. Kota-kota besar Rusia bisa menjadi target sasaran yang mudah.

Ukraina tentu saja tidak mau negaranya diinvasi. Selain ancaman terhadap kemerdekaan, juga ancaman kematian bagi penduduk Ukraina, tidak hanya militer tetapi juga sipil.

Selain itu, tentu saja kehancuran sarana dan prasarana pasti akan terjadi. Alhasil, Ukraina mengerahkan segenap kemampuannya untuk melawan Rusia secara militer maupun diplomasi internasional.

Sudah terlalu banyak perang yang tercatat dalam sejarah peradaban manusia. Tidak hanya di zaman kuno tetapi juga di zaman modern. Berbagai alasan menjadi penyebabnya.

Penyebab perselisihan dalam skala kecil antar orang atau kelompok, maupun dalam skala besar berupa perang antar negara, sebenarnya bermuara kepada tiga penyebab. Seandainya setiap orang, kelompok, maupun negara memahaminya, segala bentuk perselisihan kecil hingga perang besar akan dapat dihindari.

Ketiga penyebab perselisihan tersebut adalah keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan (kebodohan). Dalam ajaran Buddha, ketiganya dikenal sebagai lobha (keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (ketidaktahuan/kebodohan).

Jika ingin dikerucutkan lagi, sangat mungkin KEBENCIAN-lah yang menjadi penyebab perselisihan dan pertengkaran, sampai kepada perang di muka bumi ini.

Keserakahan dapat menyebabkan seseorang membenci sesamanya. Melihat pihak lain yang mungkin memiliki atau menguasai yang sama atau bahkan lebih banyak darinya. Alhasil, keinginan untuk tidak kalah dan menguasai yang lebih, menimbulkan kebencian di dalam diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun