Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4+4 Jenis Kebahagiaan bagi Perumah Tangga

12 Mei 2022   06:55 Diperbarui: 12 Mei 2022   07:00 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, mettasik, agus

Libur lebaran tahun 2022 ini lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya. Bukannya tanpa alasan, pemerintah ingin roda perekenomian kembali bergairah. Lagipula momok pandemi sudah mulai melandai.

Tidaklah heran melihat pergerakan dimana-mana. Sebagian besar mudik ke kampung halaman, sebagian lagi berwisata kemana-mana. Liburan tahun ini serasa menghapus kerinduan setelah hampir dua tahun pembatasan jarak diberlakukan.   

Berkumpul bersama keluarga besar memiliki banyak manfaat. Selain dapat meluangkan lebih banyak waktu berharga bersama orang-orang tercinta, juga bisa menambah keakraban dalam rumah tangga.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rumah tangga adalah; sesuatu yang berkenaan dengan urusan kehidupan dalam rumah atau berkenaan dengan keluarga.

Kebahagian dalam rumah tangga tentunya merupakan hal yang jamak didambakan oleh setiap insan. Lalu seperti apakah kebahagiaan dalam rumah tangga tersebut?

Ada empat macam kebahagiaan bagi perumah tangga.

Pertama adalah kebahagiaan karena memiliki harta yang diperoleh dari bekerja dan berusaha (mata pencaharian benar).

Istilah umumnya adalah rumah tangga yang mencari nafkah dengan cara yang halal. Bukan saja yang dilarang oleh negara, tapi juga tidak melakukan pelanggaran sila (moralitas) dalam mengumpulkan kekayaan.

Perumah tangga seperti ini akan hidup tenang, tidak dikejar-kejar oleh rasa bersalah yang dapat menganggu keharmonisan keluarga.

Yang kedua adalah kebahagiaan dari menggunakan atau menikmati kekayaaan yang dimiliki.

Berlibur termasuk jenis kebahagiaan yang kedua ini. Namun, itu bukan satu-satunya. Menikmati kekayaan dengan benar juga bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti membantu keluarga, saudara, sesama, atau aktif dalam kegiatan sosial.

Ketiga, adalah kebahagiaan karena tidak memiliki utang.

Seringkali kita tergoda untuk membeli sesuatu dengan berkredit. Apalagi dengan kemajuan teknologi, berbagai fitur cicilan kartu kredit atau paylater memudahkan seseorang bertransaksi tanpa beban.

Sebaiknya berhati-hati, karena tanpa disadari itu akan memancing pola hidup konsumtif. Keputusan ada di tangan Anda, namun jika ingin dilakukan, maka sebaiknya mengukur juga kemampuan untuk membayar atau mencicilnya, agar ketenangan hidup rumah tangga tidak terusik nantinya.

Kebahagiaan perumahtangga yang keempat adalah kebahagiaan karena tidak tercela. Yaitu kebahagiaan karena tidak melakukan kerjahatan, tetapi banyak melakukan kebajikan, memiliki moralitas yang baik.

Hidup harmonis dan bahagia merupakan impian dan harapan dari semua keluarga. Kita bisa hidup bersama saat ini hingga ajal menjelang. Bahkan jika kembali berjodoh pada kehidupan yang akan datang, bisa saja kita akan kembali dipertemukan dalam rumah tangga yang sama.

Untuk itu sangat penting untuk memiliki keyakinan yang sama dengan pasangan. Memiliki moralitas yang sama, kemurahan hati yang sama, dan kebijaksanaan yang sama. Singkatnya, hidup dengan kebersamaan yang baik dengan orang-orang yang kita cintai.

Keyakinan yang sama diibaratkan sebagai pondasi sebuah rumah, moralitas yang sama diibaratkan sebagai dinding sebuah rumah. Sedangkan kemurahan hati yang sama diibaratkan sebagai pintu dan jendela sebuah rumah (tempat keluar masuk udara), dan kebijaksanaan yang sama diumpamakan sebagai atap sebuah rumah.

Sebagai mahluk sosial, tentunya hidup bahagia bersama keluarga tidak hanya melibatkan anggota keluarga saja. Kita juga harus menciptakan kebahagiaan bersama orang lain. Untuk itu, maka empat hal ini bisa kita praktekkan.

Pertama adalah berdana, memberikan bantuan materi, nasehat atau pengetahuan kepada yang membutuhkan. Kedua adalah berbicara yang sopan dan menunjukkan rasa persahabatan.

Ketiga adalah melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk sesame, seperti menolong. Sedangkan yang keempat adalah tidak tinggi hati atau sombong tetapi mawas diri.

Marilah kita terus berusaha untuk menciptakan dan berbagi kebahagiaan dengan sesama mahluk. Karena pada dasarnya kita adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan.

Mulailah dari keluarga, atau orang-orang terdekat kita. Tunjukkanlah dengan hal-hal sederhana, seperti saling menyapa, menghargai, atau menolong. Jika ada waktu, jangan lupa untuk selalu meluangkan waktu berkualitas bersama keluarga. Aktifitas ini tidak saja sebagai bentuk sayang keluarga, tetapi juga termasuk berkah utama.

Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk hidup berbahagia

**

Tangerang, 12 Mei 2022
Penulis: Agus untuk Grup Penulis Mettasik

dokpri, mettasik, agus
dokpri, mettasik, agus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun