Berlibur termasuk jenis kebahagiaan yang kedua ini. Namun, itu bukan satu-satunya. Menikmati kekayaan dengan benar juga bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti membantu keluarga, saudara, sesama, atau aktif dalam kegiatan sosial.
Ketiga, adalah kebahagiaan karena tidak memiliki utang.
Seringkali kita tergoda untuk membeli sesuatu dengan berkredit. Apalagi dengan kemajuan teknologi, berbagai fitur cicilan kartu kredit atau paylater memudahkan seseorang bertransaksi tanpa beban.
Sebaiknya berhati-hati, karena tanpa disadari itu akan memancing pola hidup konsumtif. Keputusan ada di tangan Anda, namun jika ingin dilakukan, maka sebaiknya mengukur juga kemampuan untuk membayar atau mencicilnya, agar ketenangan hidup rumah tangga tidak terusik nantinya.
Kebahagiaan perumahtangga yang keempat adalah kebahagiaan karena tidak tercela. Yaitu kebahagiaan karena tidak melakukan kerjahatan, tetapi banyak melakukan kebajikan, memiliki moralitas yang baik.
Hidup harmonis dan bahagia merupakan impian dan harapan dari semua keluarga. Kita bisa hidup bersama saat ini hingga ajal menjelang. Bahkan jika kembali berjodoh pada kehidupan yang akan datang, bisa saja kita akan kembali dipertemukan dalam rumah tangga yang sama.
Untuk itu sangat penting untuk memiliki keyakinan yang sama dengan pasangan. Memiliki moralitas yang sama, kemurahan hati yang sama, dan kebijaksanaan yang sama. Singkatnya, hidup dengan kebersamaan yang baik dengan orang-orang yang kita cintai.
Keyakinan yang sama diibaratkan sebagai pondasi sebuah rumah, moralitas yang sama diibaratkan sebagai dinding sebuah rumah. Sedangkan kemurahan hati yang sama diibaratkan sebagai pintu dan jendela sebuah rumah (tempat keluar masuk udara), dan kebijaksanaan yang sama diumpamakan sebagai atap sebuah rumah.
Sebagai mahluk sosial, tentunya hidup bahagia bersama keluarga tidak hanya melibatkan anggota keluarga saja. Kita juga harus menciptakan kebahagiaan bersama orang lain. Untuk itu, maka empat hal ini bisa kita praktekkan.
Pertama adalah berdana, memberikan bantuan materi, nasehat atau pengetahuan kepada yang membutuhkan. Kedua adalah berbicara yang sopan dan menunjukkan rasa persahabatan.
Ketiga adalah melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk sesame, seperti menolong. Sedangkan yang keempat adalah tidak tinggi hati atau sombong tetapi mawas diri.