"Yuk, kita ramai-ramai tendang anjing itu".
Tetapi sangat mengejutkan diantara mereka ada yang merasa iba.
"Kasihan anjing itu, lebih baik kita hiraukan saja, jangan kita sakiti".
Langsung saja mereka yang jail berkata..
"Ah kamu, kamu lebih baik pulang saja, jangan ikut campur".
Merasa nasehat dia tidak digubris, anak baik itu hanya bisa diam dan mengamati teman-temannya.
Dan saat itulah teman-temannya mulai menyerang anjing yang tidak bersalah tersebut. Ada yang memukuli, menendang dan melempar batu. Lalu mereka juga mengejar anjing tersebut.
Karena dikejar anak-anak, anjing itu segera lari meloloskan diri. Dia lari dibalik tembok dan tergopoh-gopoh menuju suatu pojok yang agak sepi.
Semua anak- anak mencari dan mengikuti bayangan anjing tersebut. Lalu akhirnya mereka menemukan anjing tersebut setelah mencari di berbagai sudut.
Tetapi apa yang mereka lihat ternyata menjadi sesuatu pelajaran yang menohok, anjing yang cidera tersebut adalah seekor induk anjing.
Anjing itu sedang menyusui anak-anaknya meskipun sedang mengalami cidera dan ketakutan karena dianiya secara brutal.