Anak saya sampe terheran-heran "mami lagi ngapain? "Kujawab sambil bercanda, "lagi mencoba mainan baru."
Entah sejak kapan, saya mulai menikmati proses seperti ini. Semua kujalani dengan mindfull.
Sambil bekerja sambil kuingat terus ajaran ven Ajahn chah
"Janganlah membersihkan piring-piring seperti seorang ibu rumah tangga yang terlalu serius. Hanya berfokus pada kotoran yang melekat di luar, sehingga tidak menyadari jika pikiran sendiri penuh dengan kotoran."
Kutipan diatas menyadarkan saya, untuk tidak membersihkan piring dan lantai kotor hanya sekedar membersihkan, tapi haruslah sambil membersihkan batin saya.
Semua kulakukan dengan mindfull.
Kotoran di luar memang sangat mengganggu. Tapi, sesungguhnya yang benar-benar mengganggu adalah kekotoran pikiran kita sendiri. Untuk itulah, mari kita membersihkan kotoran yang kasat mata, sembari mencuci kekotoran batin kita yang tidak kelihatan.
Terima kasih buat semua guru meditasi yang telah mengajariku buat mindfull. Saya terasa seperti terlahir kembali. Meski fisik lelah tapi batin bahagia.
Di hari yang fitri ini, saya mendapatkan sebuah pelajaran baru. Bahwa memaafkan seyogyanya dimulai dari diri kita sendiri. Memohon maaf bukan hanya sekadar ketikan pada medsos saja. Ia harus tulus berasal dari hati terdalam.
Selamat Idul Fitri, seluruh sahabatku
Minal Aidiin wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin saya ucapkan dengan segenap perhatian penuh.
**