Bagaimana? Analisa keseharian hidup kita. Runut selama 24 jam, 1 minggu, 1 bulan dan seterusnya. Sudahkan neraca kita menunjukkan harta sama dengan kekayaan hidup? Apakah masih tersisa kewajiban (atau boleh dibaca = perbuatan buruk)? Lebih banyak mana kewajiban ataukah kekayaan hidup?
Saya sendiri sepertinya masih terlampau banyak kewajiban, terlalu sulit memang. Maklumlah, masih banyak belajar dan diri ini dipenuhi ego. Istilahnya melakukan hal negatif jauh lebih mudah, dibandingkan melakukan hal positif.
Menyerah? Tentu tidak, harus terus berusaha menyeimbangkan neraca. Tubuh ini lama kelamaan akan usang, untuk itu perlu pengembangan kesadaran. Seperti neraca perusahaan, dipergunakan untuk menghasilkan kinerja yang baik, demikian juga kita, mengelola neraca kehidupan dengan bijaksana untuk menghasilkan kebajikan optimal.
**
**
Tangerang, 26 April 2022
Penulis: Suhendra untuk Grup Penulis Mettasik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H